Pasar otomotif nasional pada November 2025 menunjukkan sinyal stabil meski belum sepenuhnya pulih. Berdasarkan data distribusi ke dealer (wholesales), penjualan mobil nasional tercatat 74.252 unit, naik tipis 0,3 persen dibanding Oktober. Di sisi lain, penjualan langsung ke konsumen (retail) justru tumbuh lebih sehat dengan kenaikan 6,1 persen menjadi 79.310 unit.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang dan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, peta persaingan merek mobil di Indonesia tetap menarik. Toyota masih memimpin jauh, sementara BYD kian menguat dan berhasil menekan dominasi merek Jepang, termasuk Honda yang posisinya semakin tergerus.
Baca Juga: Handal Buka Suara Soal Wacana Chery Akuisisi Pabrik di Bekasi
Toyota Masih Tak Tergoyahkan di Puncak
Toyota kembali membuktikan dominasinya sebagai penguasa pasar otomotif Indonesia. Pada November 2025, Toyota mencatatkan wholesales 21.642 unit dan retail 24.268 unit—tertinggi di kedua segmen.
Keunggulan Toyota bukan hanya soal volume, tetapi juga konsistensi lini produk yang menjangkau semua segmen, mulai dari LCGC, MPV keluarga, SUV, hingga kendaraan niaga ringan. Strategi ini membuat Toyota relatif tahan terhadap fluktuasi pasar.
Daihatsu Solid di Posisi Kedua
Di posisi kedua, Daihatsu mencatatkan 11.684 unit wholesales dan 12.750 unit retail. Meski terpaut cukup jauh dari Toyota, Daihatsu tetap kokoh sebagai pilihan utama konsumen entry-level dan keluarga muda.
Kontribusi besar dari segmen LCGC dan MPV murah membuat Daihatsu tetap relevan di tengah pelemahan daya beli.
BYD: Ancaman Nyata dari China
Sorotan utama November 2025 jatuh pada BYD. Merek asal China ini sukses mengamankan posisi ketiga baik di wholesales (9.481 unit) maupun retail (8.243 unit).
Pencapaian ini semakin menegaskan bahwa mobil China—khususnya kendaraan listrik—bukan lagi pemain pinggiran. BYD bahkan kembali mengungguli merek Jepang mapan seperti Mitsubishi, Suzuki, dan Honda.
Keberhasilan BYD menandai perubahan besar dalam preferensi konsumen Indonesia yang mulai terbuka terhadap teknologi baru dan value yang ditawarkan merek non-Jepang.
Mitsubishi dan Suzuki Tetap Bertahan
Di bawah BYD, Mitsubishi menempati urutan keempat dengan 7.402 unit wholesales dan 7.020 unit retail. Sementara Suzuki berada di posisi kelima dengan 6.102 unit wholesales dan 6.096 unit retail.
Kedua merek ini masih memiliki basis pengguna kuat, terutama di segmen MPV dan kendaraan niaga ringan. Namun, tekanan dari merek China membuat persaingan semakin ketat.
Honda Semakin Terdesak
Salah satu catatan penting bulan ini adalah Honda. Merek Jepang yang dulu identik dengan pasar massal kini harus puas di posisi keenam.
Wholesales November 2025: 3.031 unit
Wholesales Oktober 2025: 3.647 unit
Penurunan ini menunjukkan tren melemah yang cukup konsisten. Meski di segmen retail Honda masih mencatat 5.505 unit, posisinya tetap belum mampu menembus lima besar.
Dominasi merek China, minimnya model baru yang benar-benar menggugah pasar, serta persaingan harga yang semakin agresif menjadi tantangan berat bagi Honda.
Isuzu, Fuso, Wuling, dan Hino Lengkapi 10 Besar
Pada peringkat tujuh hingga sepuluh, pasar relatif stabil dan didominasi kendaraan niaga:
Isuzu – 2.556 unit
Mitsubishi Fuso – 2.418 unit
Wuling – 1.703 unit
Hino – 1.667 unit
Wuling tetap menjadi satu-satunya merek China non-BYD yang bertahan di 10 besar, meski volumenya masih jauh di bawah pemain utama.
Perbandingan Wholesales dan Retail November 2025
Menariknya, komposisi 10 besar pada segmen retail tidak jauh berbeda dari wholesales. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara stok dealer dan penyerapan pasar, khususnya untuk merek-merek besar.
Retail yang tumbuh lebih tinggi dibanding wholesales juga mengindikasikan adanya pembelian tertunda pada bulan-bulan sebelumnya yang baru terealisasi di November.
Target Gaikindo Semakin Menantang
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya telah menurunkan target penjualan mobil nasional 2025 dari 900 ribu unit menjadi 780 ribu unit.
Namun hingga November:
Wholesales masih kurang sekitar 70 ribu unit
Retail tertinggal sekitar 41 ribu unit
Angka ini cukup berat untuk dikejar, terlebih jika dibandingkan dengan capaian Januari–Desember 2024:
Wholesales: 865.723 unit
Retail: 889.680 unit
Pelemahan ekonomi dan daya beli menjadi faktor utama yang membayangi pencapaian target tersebut.
Kesimpulan: Pasar Bergeser, Persaingan Makin Panas
November 2025 menegaskan bahwa pasar otomotif Indonesia sedang mengalami pergeseran besar. Toyota masih tak tergoyahkan di puncak, namun BYD menjadi simbol perubahan, menantang dominasi merek Jepang secara serius.
Sementara itu, Honda menghadapi tekanan yang kian nyata, dan merek-merek lama harus mulai beradaptasi lebih cepat jika tak ingin tersingkir dari persaingan.
Dengan sisa waktu yang semakin sempit menuju akhir tahun, menarik untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut—atau justru muncul kejutan baru di bulan-bulan terakhir 2025.