src img : MSN
Pada Senin, 8 September 2025 sekitar pukul 22.00–23.21 WIT, terjadi longsor material basah di area bawah tanah tambang Freeport, tepatnya di ekstraksi panel 28-30, Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. Longsoran tersebut membuat tujuh pekerja terjebak di area bawah tanah.
Kondisi Korban & Lokasi
Komunikasi awal melalui handy talkie (HT) mengindikasikan para pekerja masih hidup dan berada di titik tertentu yang bisa diakses. Namun, beberapa hari kemudian HT sudah tidak berfungsi, kemungkinan karena baterai habis atau kerusakan perangkat. Lokasi pasti korban pun belum bisa dipastikan kembali setelah usaha membuka akses terowongan.
Upaya Evakuasi & Hambatan
Freeport bersama pemerintah dan tim gabungan sudah membentuk tim darurat serta melakukan penggalian dua terowongan baru untuk menjangkau lokasi dugaan korban. Drone, alat berat, dan bor juga dikerahkan untuk membantu akses ke area terdampak. Hambatan utama evakuasi meliputi:
Material basah aktif dan lumpur bijih yang masih mengalir serta menyumbat akses, sehingga menyulitkan evakuasi langsung dan menimbulkan risiko tinggi.
Cuaca buruk yang mempengaruhi kondisi medan dan intensitas material basah.
Komunikasi terputus karena HT sudah tidak berfungsi. Dugaan posisi korban juga bisa saja bergeser dari estimasi awal, sementara terowongan yang dibuka tidak menemukan keberadaan pekerja di titik perkiraan.
Respon & Keputusan
Freeport menghentikan sementara seluruh operasi produksi tambang bawah tanah di GBC agar fokus bisa dialihkan ke evakuasi. Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama pejabat terkait ikut turun langsung untuk memantau dan mempercepat proses penyelamatan. Pengamanan area dan evaluasi risiko terus dilakukan agar tidak terjadi longsor susulan yang membahayakan tim evakuasi.
Situasi Terbaru & Perkiraan
Hingga pertengahan September 2025, tujuh pekerja tersebut belum ditemukan meskipun usaha evakuasi sudah dilakukan melalui beberapa terowongan baru. Estimasi awal mengenai lokasi korban sekitar 30 jam perjalanan dari akses terowongan ternyata tidak akurat karena kondisi medan yang lebih kompleks. Belum ada kepastian kapan korban bisa ditemukan, sebab semua upaya evakuasi sangat bergantung pada cuaca dan stabilitas material di area tambang.
Implikasi Sementara
Produksi bawah tanah di GBC terhenti sementara sampai evakuasi selesai dan kondisi dinyatakan aman.
Potensi kerugian bagi Freeport dari sisi operasional cukup besar, termasuk kehilangan jam produksi, biaya evakuasi, hingga perbaikan akses.
Protokol keselamatan tambang bawah tanah akan menjadi sorotan, terutama kesiapsiagaan terhadap material basah, aliran air, serta sistem peringatan dini.
Pengawasan pemerintah diperkirakan akan diperketat terkait izin tambang, pengelolaan air, dan standar keselamatan di tambang bawah tanah.