AI

AI Gemini Rilis Storybook, Bisa Bikin Cerita Bergambar dari Perintah Teks

Fahmi Bablast
8 Agustus 2025
1 menit membaca
AI Gemini Rilis Storybook, Bisa Bikin Cerita Bergambar dari Perintah Teks
Bagikan:

Google memperluas kemampuan chatbot AI miliknya, Gemini dengan memperkenalkan fitur baru yang diberi nama Storybook. Fitur tersebut memungkinkan pengguna membuat buku cerita lengkap dengan gambar menggunakan Gemini.

Melalui fitur ini, pengguna hanya perlu memberikan deskripsi singkat, seperti tokoh utama serta alur cerita dasar. Kemudian, Gemini akan menghasilkan cerita sepanjang 10 halaman lengkap dengan narasi dan ilustrasinya secara otomatis.

Setiap halaman akan menulis cerita dengan paragraf pendek yang bisa dibacakan oleh Gemini, sehingga bisa digunakan juga sebagai pengantar tidur untuk anak-anak.

Salah satu daya tarik dari fitur ini adalah kebebasan pengguna dalam memilih gaya ilustrasi yang diinginkan.

Pengguna bisa memilih gaya ilustrasi sesuai selera, mulai dari gaya anime (serial animasi Jepang), claymation (teknik stopmotion menggunakan figure dari tanah liat), komik, hingga lukisan digital.

Selain itu, Google juga memberikan opsi bagi pengguna untuk mengunggah gambar sebagai referensi tambahan.

Misalnya, anak menggambar karakter hewan favoritnya, lalu orang tua mengunggah gambar tersebut ke Gemini dan meminta AI membuat cerita berdasarkan gambar itu. Dengan cara ini, cerita dapat menjadi lebih sesuai dengan imajinasi anak-anak.

Belum sepenuhnya sempurna

Meski terdengar menjanjikan, hasil ilustrasi cerita dari AI Gemini ini belum sepenuhnya sempurna. Beberapa kejanggalan muncul.

fitur Storybook di Gemini dengan memberikan prompt tentang Kiko, seekor kunang-kunang kecil yang berpetualang ke puncak Bukit Cahaya untuk memperbaiki sinar tubuhnya yang mulai redup meminta agar cerita yang dihasilkan harus mengajarkan dan mengandung pesan tentang keberanian.
Cerita yang dihasilkan cukup menarik dan selaras dengan tema keberanian yang diminta. Namun, beberapa keanehan visual masih ditemukan dalam ilustrasinya.

Misalnya, wajah dan warna tubuh Kiko si kunang-kunang tampak berbeda-beda di beberapa halaman, sehingga membuat karakter utama terlihat tidak konsisten dari satu adegan ke adegan lainnya.

Selain itu, salah satu gambar menunjukkan Kiko membawa bola cahaya di tangannya, padahal secara logis dan biologis, cahaya kunang-kunang seharusnya berasal dari tubuhnya, bukan objek terpisah.

Meskipun demikian, fitur ini tetap menunjukan potensi besar dalam penggunaan AI dalam pembuatan konten kreatif, khususnya untuk edukasi serta hiburan anak.

Jika sudah optimal, fitur Storybook bisa menjadi alat bantu yang sangat berguna bagi orang tua, guru, maupun kreator yang ingin membuat cerita interaktif untuk anak-anak dengan cara cepat dan mudah.

Fitur Storybook saat ini sudah bisa digunakan secara global termasuk Indonesia, dan dapat digunakan melalui Gemini versi desktop. Google belum mengumumkan apakah fitur ini juga akan tersedia untuk versi aplikasi mobile di masa mendatang.

Dengan fitur ini, Google tampaknya ingin menjadikan Gemini bukan hanya sebagai asisten AI untuk pekerjaan dan produktivitas orangtua, tetapi juga sebagai teman bercerita anak-anak serta dapat menghidupkan imajinasinya.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.