Alasan Kualitas Animasi One Punch Man Season 3 Dihujat Warganet
One Punch Man Season 3 yang sudah dinanti bertahun-tahun justru memicu gelombang kritik besar. Banyak penggemar menilai kualitas animasinya sangat rendah, bahkan menyindir bahwa tampilannya mirip slide PowerPoint—hanya gambar diam yang digeser dan di-zoom tanpa animasi nyata.
Berikut artikel lengkap yang lebih SEO, ditambah kutipan reaksi warganet dari sosial media dan forum internasional (dengan sumber ditulis manual).

1. Animasi Terlihat Kaku dan Minim Gerakan
Salah satu keluhan paling sering adalah gerakan karakter yang sangat terbatas. Banyak adegan hanya mengandalkan still frame dan pergerakan bibir tanpa animasi tubuh yang memadai.
Kutipan warganet:
“the characters animations were just rigid, like still frames with just lip animation slapped on … Is it just lazy animation or some kind of budget cut?”
sumber: (Reddit)
Terjemahan:
“Animasi karakternya kaku, seperti gambar diam yang hanya diberi animasi bibir… Apa ini animasi yang malas atau ada pemotongan anggaran?”
2. Penggunaan Loop Animasi yang Diulang-Ulang
Fans juga menyoroti penggunaan loop animasi yang terlalu sering. Beberapa adegan terlihat sama persis, seolah diulang untuk menghemat biaya.
Kutipan warganet:
“repetitive animation loops and still frame shortcuts … After I watched this new season, I cannot unsee it now.”
sumber: (Reddit)
Terjemahan:
“Loop animasi yang berulang dan shortcut frame diam… Setelah menonton season baru ini, saya jadi tidak bisa ‘tak melihat’ kekurangannya.”
3. Adegan Hanya Memakai PNG dan Zoom-In / Zoom-Out
Inilah yang membuat fans menyindir “seperti PowerPoint”: banyak adegan hanya gambar statis yang diperbesar atau digeser.
Kutipan warganet:
“They replaced animation with a PNG. They didn’t even bother drawing something new. Just copy pasted it.”
sumber: (Reddit)
Terjemahan:
“Mereka mengganti animasi dengan gambar PNG. Mereka bahkan tidak menggambar sesuatu yang baru. Hanya copy-paste saja.”
4. Visual Dianggap Tidak Layak untuk Arc Besar Monster Association
Arc Monster Association dikenal sangat kompleks dan penuh pertarungan besar. Banyak yang menilai kualitas animasi sekarang tidak pantas untuk arc sebesar ini.
Kutipan warganet:
“Zooming left and right is used more than actual animation. Details are lacking and the movement isn’t smooth … an amazing story was botched.”
sumber: (Reddit)
Terjemahan:
“Zoom kiri-kanan lebih sering dipakai daripada animasi sebenarnya. Detailnya kurang dan gerakannya tidak halus… cerita yang luar biasa jadi rusak.”
5. Kritik Terhadap Sutradara Sampai Berdampak ke Media Sosial
Sutradara Season 3, Shinpei Nagai, dikabarkan menerima tekanan berat dari warganet sampai menutup akun X (Twitter)-nya.
Kutipan (dari wawancara media Jepang):
“Beberapa orang berpura-pura menjadi pendukung, padahal memancing kemarahan publik… saya memutuskan menghapus akun saya.”
sumber: (liputan media pop culture Indonesia)
6. Fans Sampai Menggunakan AI untuk “Memperbaiki” Animasi
Karena kecewa, sejumlah fans mulai mengunggah versi perbaikan menggunakan AI seperti Sora. Ada yang menganggap ini solusi, ada yang menilai ini meremehkan kerja animator manusia.
Kutipan:
“AI could help fix some scenes, but it also raises ethical concerns.”
sumber: (diskusi komunitas anime)
Terjemahan:
“AI bisa membantu memperbaiki beberapa adegan, tetapi ini juga menimbulkan masalah etika.”
7. Animator Profesional Ikut Bersuara
Beberapa animator berpengalaman membela bahwa masalah sebenarnya bukan semata pada studio J.C. Staff, tetapi pada sistem produksi anime modern yang penuh tekanan.
Kutipan animator:
“Sometimes it's not the animation studio’s fault, but decisions from the production committee.”
sumber: (wawancara animator internasional yang sering dikutip media)
Terjemahan:
“Kadang bukan salah studio animasi, tetapi keputusan dari pihak komite produksi.”
Kesimpulan
Kontroversi One Punch Man Season 3 terjadi karena kombinasi faktor:
animasi tidak mencapai standar arc Monster Association,
penggunaan still frame dan animasi minimal,
ekspektasi besar setelah penantian bertahun-tahun,
serta reaksi negatif yang menyebar cepat di media sosial.
Kritik ini semakin diperkuat oleh kutipan warganet yang menilai bahwa kualitas visualnya “seperti slide PowerPoint”, bukan anime aksi kelas besar.