Bahaya Gaslighting di Lingkungan Kerja yang Sering Diabaikan
Di tempat kerja, tidak semua konflik tampak jelas. Ada bentuk manipulasi yang sering terjadi namun sulit dikenali — gaslighting. Istilah ini menggambarkan tindakan seseorang yang membuat orang lain meragukan ingatan, persepsi, atau bahkan kewarasannya sendiri. Dalam dunia kerja, perilaku ini bisa sangat berbahaya karena terjadi secara halus dan sering dianggap hal biasa.

Apa Itu Gaslighting di Tempat Kerja?
Gaslighting di lingkungan kerja adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang — bisa rekan kerja, atasan, atau bahkan bawahan — membuat orang lain merasa bersalah, tidak kompeten, atau “terlalu sensitif.”
Contohnya:
Atasan menyangkal instruksi yang pernah diberikan dan menyalahkan bawahan atas kesalahan tersebut.
Rekan kerja mengatakan, “Kamu terlalu berlebihan,” setiap kali kamu mengungkapkan perasaan tidak nyaman.
Kolega meremehkan ide atau hasil kerja kamu, lalu mengklaim itu ide mereka.
Lama kelamaan, korban gaslighting mulai kehilangan kepercayaan diri, ragu dengan kemampuan sendiri, dan menjadi mudah dikendalikan.
Mengapa Gaslighting Berbahaya di Lingkungan Kerja?
Gaslighting bukan sekadar perbedaan pendapat. Ini adalah bentuk pelecehan psikologis yang dapat meninggalkan luka emosional mendalam. Berikut beberapa dampak berbahaya yang sering diabaikan:
Menurunnya Kepercayaan Diri dan Motivasi
Korban gaslighting sering merasa tidak mampu memenuhi standar pekerjaan, padahal masalahnya bukan pada kinerja mereka. Hal ini menurunkan semangat dan rasa percaya diri secara drastis.Kesehatan Mental Terganggu
Terus-menerus diragukan, disalahkan, atau dianggap salah dapat memicu stres kronis, kecemasan, bahkan depresi. Beberapa korban juga mengalami insomnia karena tekanan psikologis yang terus-menerus.Lingkungan Kerja Menjadi Tidak Sehat
Budaya gaslighting menciptakan suasana kerja penuh ketakutan dan manipulasi. Kolaborasi dan kepercayaan antar tim hancur, produktivitas menurun, dan turnover karyawan meningkat.Korban Sulit Berkembang
Karena selalu merasa salah dan tidak berdaya, korban gaslighting cenderung menghindari tanggung jawab baru atau promosi. Potensi mereka terhambat oleh rasa takut dan kebingungan yang diciptakan pelaku.
Ciri-Ciri Pelaku Gaslighting di Kantor
Pelaku gaslighting sering tampil karismatik dan tampak “profesional.” Namun, jika diamati lebih dalam, perilakunya memiliki pola yang sama:
Sering menyangkal ucapan atau keputusan yang pernah dibuat.
Memutarbalikkan fakta agar tampak benar.
Membuat korban merasa bersalah tanpa alasan jelas.
Mengisolasi korban dari rekan lain agar tampak “tidak kompeten.”
Cara Menghadapi Gaslighting di Tempat Kerja
Catat Semua Bukti
Simpan email, pesan, atau catatan rapat sebagai bukti konkret. Ini bisa membantu saat kamu perlu klarifikasi ke HRD atau atasan lain.Jangan Terjebak dalam Permainan Emosi
Pelaku gaslighting mencari celah dari reaksi emosionalmu. Tetap tenang dan tanggapi dengan fakta, bukan perasaan.Bangun Dukungan
Ceritakan situasimu pada rekan kerja tepercaya atau supervisor yang objektif. Dukungan sosial bisa membantu memvalidasi pengalamanmu.Laporkan Secara Formal
Jika situasi tidak berubah, laporkan melalui mekanisme resmi perusahaan seperti HRD. Lingkungan kerja sehat harus bebas dari manipulasi psikologis.
Penutup
Gaslighting di lingkungan kerja bukan sekadar “drama kantor.” Ini adalah bentuk kekerasan psikologis yang bisa menghancurkan karier, kesehatan mental, dan rasa percaya diri seseorang.
Mengenali tanda-tandanya adalah langkah pertama untuk melindungi diri dan menciptakan budaya kerja yang lebih sehat, jujur, dan manusiawi.