Banyak yang Mengharap Indonesia Bubar, Tapi Tidak Tahu Risiko Nyatanya
Belakangan ini, di media sosial sering muncul komentar seperti “lebih baik Indonesia bubar”, “ganti negara aja”, atau “Indonesia gagal”.
Masalahnya, banyak yang mengucapkan itu tanpa benar-benar paham apa dampak nyata dari negara bubar.
Negara bubar bukan sekadar ganti sistem atau ganti pemimpin. Dalam sejarah dunia, negara yang runtuh hampir selalu meninggalkan krisis panjang bagi rakyatnya.
Artikel ini dibuat untuk edukasi, agar diskusi soal masa depan Indonesia tidak berhenti di emosi, tapi berbasis pemahaman risiko yang nyata.
Apa yang Dimaksud Negara Bubar?
Negara bubar terjadi ketika:
Pemerintah pusat tidak lagi berfungsi efektif
Wilayah terpecah atau memisahkan diri
Hukum tidak ditegakkan secara konsisten
Aparat keamanan kehilangan kendali atau loyalitas
Ini bisa terjadi secara perlahan, bukan langsung satu hari runtuh.
Risiko Negara Indonesia Bubar yang Jarang Disadari
1. Kekacauan Hukum dan Keamanan
Jika negara bubar:
Hukum tidak lagi berlaku merata
Aparat bisa terpecah atau saling berhadapan
Keamanan bergantung pada kekuatan lokal
Yang paling terdampak bukan elite, tapi masyarakat biasa.
2. Ekonomi Langsung Terjun Bebas
Dampak paling cepat dari negara bubar adalah ekonomi:
Nilai rupiah bisa anjlok drastis
Bank dan sistem keuangan lumpuh
Investasi dan lapangan kerja hilang
Bukan hanya “orang kaya” yang kena, tapi:
UMKM
pekerja harian
petani dan nelayan
3. Kebutuhan Pokok Jadi Masalah Serius
Tanpa negara yang stabil:
Distribusi beras, BBM, obat terganggu
Harga melonjak tanpa kendali
Daerah tertentu bisa kekurangan pangan
Kelaparan dalam sejarah lebih sering disebabkan konflik dan negara runtuh, bukan karena kurangnya sumber daya.
4. Pelayanan Publik Bisa Berhenti Total
Negara bubar berarti:
Sekolah bisa tutup
Rumah sakit kekurangan tenaga dan obat
Listrik, air, transportasi tidak terjamin
Hal-hal yang selama ini dianggap “biasa”, justru hasil dari negara yang masih berdiri.
5. Muncul Konflik Horizontal
Saat negara lemah:
Identitas suku, agama, atau kelompok mudah dipolitisasi
Konflik antar warga meningkat
Kekerasan horizontal sulit dikendalikan
Sejarah menunjukkan, konflik semacam ini sulit disembuhkan dalam satu generasi.
6. Indonesia Bisa Terpecah Jadi Banyak Wilayah
Jika Indonesia bubar:
Daerah bisa memisahkan diri
Terjadi perebutan sumber daya
Wilayah kaya dan miskin makin timpang
Bukan berarti daerah otomatis makmur setelah lepas.
7. Posisi Indonesia di Dunia Hilang
Negara bubar berarti:
Tidak punya kekuatan diplomatik
Sulit impor obat, teknologi, dan pangan
Rentan ditekan negara lain
Bantuan internasional biasanya datang dengan syarat berat, bukan gratis.
8. Generasi Muda Jadi Korban Terbesar
Anak-anak dan generasi muda akan:
Kehilangan pendidikan stabil
Mengalami trauma sosial
Kesempatan hidup layak makin sempit
Dampaknya bisa terasa puluhan tahun ke depan.
Kritik Negara ≠ Mengharap Negara Bubar
Ini poin penting yang sering keliru dipahami.
Mengkritik pemerintah itu sehat
Menuntut keadilan itu wajar
Memperbaiki sistem itu perlu
Tapi:
Mengharapkan negara bubar = mengorbankan rakyatnya sendiri
Negara bisa diperbaiki. Negara yang runtuh belum tentu bisa dibangun kembali dengan mudah.
Kenapa Narasi “Indonesia Bubar” Mudah Menyebar?
Beberapa penyebabnya:
Kekecewaan ekonomi dan sosial
Ketimpangan yang belum selesai
Informasi sepotong-sepotong di media sosial
Frustrasi tanpa solusi konkret
Narasi ini sering emosional, bukan berbasis perhitungan dampak.
Kesimpulan: Jangan Emosional, Pahami Risikonya
Indonesia punya banyak masalah. Itu fakta.
Tapi negara bubar bukan solusi, melainkan krisis baru yang lebih besar.
Yang dibutuhkan:
Perbaikan sistem
Kontrol kekuasaan
Literasi politik dan ekonomi
Kritik yang cerdas, bukan destruktif
Karena dalam sejarah, negara yang runtuh hampir selalu menyisakan penderitaan panjang bagi rakyatnya.