Umum

Berseteru dengan Korut Bersenjata Nuklir, Korsel Akan Kerahkan Rudal “Monster” Hyunmoo-5

Siti Selpia
24 Oktober 2025
1 menit membaca
Berseteru dengan Korut Bersenjata Nuklir, Korsel Akan Kerahkan Rudal “Monster” Hyunmoo-5
Bagikan:

Seoul, Korea Selatan – Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengumumkan rencana untuk mengoperasikan rudal balistik jarak jauh terbaru mereka, Hyunmoo-5, sebagai langkah antisipatif terhadap ancaman militer dari Korea Utara (Korut) yang terus mengembangkan senjata nuklirnya.

Langkah ini menandai babak baru dalam perlombaan senjata di Asia Timur, sekaligus menegaskan posisi Korsel sebagai kekuatan militer yang tak bisa dianggap remeh di kawasan tersebut.

Latar Belakang: Ketegangan Semakin Memanas

Dalam beberapa bulan terakhir, Korut meningkatkan uji coba rudal balistik dan menegaskan komitmennya terhadap program nuklir nasional.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bahkan menyatakan bahwa negaranya akan memperkuat kekuatan nuklir “secara eksponensial” sebagai bentuk pertahanan dari tekanan internasional.

Menanggapi situasi itu, Kementerian Pertahanan Korsel mengumumkan kesiapan untuk mengoperasikan sistem rudal Hyunmoo-5, yang disebut-sebut sebagai rudal balistik konvensional paling kuat di dunia dalam kelasnya.

Hyunmoo-5: “Monster Missile” dari Korea Selatan

Rudal Hyunmoo-5 merupakan pengembangan dari seri Hyunmoo yang telah menjadi tulang punggung sistem pertahanan Korsel sejak dekade 1980-an.
Versi terbaru ini dijuluki “Monster Missile” karena memiliki daya ledak dan jangkauan yang luar biasa besar — bahkan mampu menembus bunker bawah tanah yang menjadi lokasi strategis militer Korut.

Berikut beberapa spesifikasi utama Hyunmoo-5:

  • Panjang: Sekitar 15 meter

  • Bobot: Lebih dari 80 ton

  • Jangkauan tembak: Hingga 3.000 km

  • Kapasitas hulu ledak: 8 hingga 9 ton bahan peledak konvensional

  • Kemampuan penetrasi: Mampu menghancurkan target bawah tanah dengan presisi tinggi

Rudal ini dapat diluncurkan dari peluncur mobile (TEL), membuatnya sulit dilacak oleh musuh, dan memberikan fleksibilitas tinggi dalam operasi militer.

Pesan Kuat ke Pyongyang

Menurut pernyataan resmi dari Joint Chiefs of Staff (JCS) Korea Selatan, pengerahan Hyunmoo-5 bukan untuk menyerang lebih dulu, melainkan sebagai alat penangkal strategis (deterrence) agar Korut tidak sembarangan menggunakan senjata nuklirnya.

“Kami tidak mencari konflik, tetapi setiap ancaman terhadap rakyat kami akan dihadapi dengan kekuatan penuh,” ujar Jenderal Kim Seung-kyum, Ketua JCS, dalam konferensi pers di Seoul.

Ia menegaskan bahwa rudal Hyunmoo-5 mampu menghancurkan fasilitas peluncuran rudal Korut hanya dalam hitungan menit jika diperlukan.

Dukungan Sekutu dan Reaksi Dunia

Langkah Korsel ini mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat, sekutu terdekatnya di kawasan.
AS menegaskan bahwa pengerahan rudal tersebut merupakan bagian dari kebijakan pertahanan bersama untuk menyeimbangkan kekuatan di Semenanjung Korea.

Sementara itu, Jepang dan Tiongkok menyuarakan keprihatinan terhadap meningkatnya ketegangan, khawatir langkah ini akan memicu perlombaan senjata baru di Asia Timur.

Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyerukan agar kedua Korea menahan diri dan mengutamakan diplomasi, terutama setelah serangkaian peluncuran rudal balistik oleh Pyongyang yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Strategi Pertahanan Korsel di Era Baru

Hyunmoo-5 menjadi bagian penting dari strategi “Three-Axis Defense System” Korsel, yang terdiri dari:

  1. Kill Chain – sistem serangan pre-emptive untuk melumpuhkan ancaman sebelum diluncurkan,

  2. Korea Air and Missile Defense (KAMD) – pertahanan udara dan rudal lapis ganda,

  3. Massive Punishment and Retaliation (KMPR) – serangan balasan besar-besaran terhadap pusat kekuasaan musuh.

Rudal ini juga melengkapi sistem pertahanan udara modern seperti THAAD dan Patriot PAC-3, yang memperkuat perisai pertahanan nasional Korsel.

Dampak Geopolitik dan Pesan Global

Pakar militer menilai pengerahan Hyunmoo-5 menunjukkan perubahan signifikan dalam kebijakan pertahanan Korsel, dari sekadar defensif menjadi proaktif dan berorientasi pencegahan.

“Korsel kini tidak lagi bergantung penuh pada AS. Dengan Hyunmoo-5, mereka menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan diri dengan kekuatan domestik,” kata Dr. Lee Sung-hoon, analis pertahanan dari Korea Institute for Strategic Studies.

Namun, beberapa pihak khawatir langkah ini justru memperbesar risiko konfrontasi langsung di masa depan, terutama jika Pyongyang merasa terprovokasi.

Kesimpulan

Keputusan Korea Selatan untuk mengerahkan rudal Hyunmoo-5 menjadi bukti bahwa negara itu serius dalam menghadapi ancaman dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Meski disebut sebagai langkah defensif, kebijakan ini memiliki dampak besar terhadap stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur.

Hyunmoo-5 bukan hanya simbol kekuatan militer, tetapi juga pesan politik keras bahwa Korsel siap menghadapi era baru pertahanan regional — di mana keseimbangan kekuatan menjadi kunci perdamaian jangka panjang.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.