Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan adanya potensi gempa megathrust di kawasan selatan Jawa. Energi besar yang tersimpan di zona subduksi diperkirakan sudah cukup untuk memicu gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 8,8.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa potensi tersebut bukan berarti prediksi waktu pasti. “Segmen di selatan Jawa ini sudah lama tidak melepaskan energi. Artinya, tinggal menunggu waktu, bisa dalam waktu dekat, bisa juga beberapa tahun lagi,” ujarnya seperti dikutip CNBC Indonesia (4/10/2025).
Zona Rawan di Selatan Jawa dan Sumatra
Penelitian terbaru menunjukkan adanya seismic gap atau celah kegempaan di beberapa wilayah, seperti Mentawai, Selat Sunda, hingga selatan Jawa Barat–Pangandaran. Daerah ini dianggap berpotensi menjadi sumber gempa besar sekaligus tsunami.
Dalam simulasi yang dilakukan peneliti, gelombang tsunami dari skenario gempa megathrust di selatan Jawa bisa mencapai ketinggian hingga 8 meter di beberapa titik pantai. “Dampaknya akan sangat signifikan bagi daerah pesisir, terutama jika tidak ada kesiapsiagaan,” tulis ResearchGate (2024).
BRIN: Tak Bisa Prediksi Tanggal Pasti
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menegaskan bahwa tidak ada metode yang bisa menentukan kapan gempa megathrust akan terjadi. “Secara ilmiah, yang bisa dilakukan adalah mengukur potensi, probabilitas, dan tingkat risiko. Tidak mungkin menentukan tanggal pastinya,” kata peneliti BRIN, dikutip Antara (2025).
Meski begitu, sebuah studi probabilistik menyebut kemungkinan besar gempa signifikan bisa muncul sekitar tahun 2026–2027, dan potensi lebih besar lagi sekitar 2031. Namun, para ahli menekankan bahwa angka ini hanyalah proyeksi model, bukan ramalan pasti.
Sistem Mitigasi dan Peringatan Dini
BMKG menegaskan sistem mitigasi dan peringatan dini sudah disiapkan, termasuk penguatan jaringan sensor dan sirine tsunami di sejumlah titik rawan. Namun, tantangan terbesar tetap pada kecepatan distribusi informasi dan kesiapsiagaan masyarakat.
“Kalau gempa megathrust terjadi, waktunya sangat terbatas. Kuncinya adalah edukasi dan jalur evakuasi. Masyarakat harus tahu ke mana lari, tanpa menunggu instruksi lagi,” ujar Deputi Geofisika BMKG, dikutip Poskota (7/10/2025).
Jangan Panik, Tapi Tetap Siaga
Pakar gempa UGM mengingatkan masyarakat untuk tidak panik berlebihan. “Potensinya nyata, tapi kita tidak tahu kapan terjadi. Fokusnya adalah kesiapan. Bangunan tahan gempa, jalur evakuasi, serta latihan simulasi harus jadi prioritas,” kata pakar UGM, dikutip UGM.ac.id (2025).
Kesimpulan
Ancaman gempa megathrust di Indonesia, khususnya di selatan Jawa dan Sumatra, memang nyata dan tinggal menunggu waktu. Namun, prediksi tanggal pasti masih mustahil dilakukan. Yang bisa dilakukan adalah memperkuat sistem peringatan dini, membangun infrastruktur tahan gempa, serta menyiapkan masyarakat agar tangguh menghadapi bencana.