Bisnis

Bursa India Goyang: Saham IT & Bank Jadi Biang Kerok!

Riska
14 Juli 2025
1 menit membaca
Bursa India Goyang: Saham IT & Bank Jadi Biang Kerok!
Bagikan:

14 Juli 2025 — Pasar saham India kembali menghadapi tekanan besar. Dua sektor yang biasanya menjadi motor penggerak pasar—Teknologi Informasi (IT) dan Perbankan—justru kali ini menjadi penyebab utama turunnya indeks utama seperti BSE Sensex dan Nifty 50. Di tengah berbagai sentimen negatif global dan lokal, investor pun mulai bersikap lebih hati-hati.

Biasanya, sektor IT menjadi tulang punggung kekuatan pasar saham India. Namun minggu ini, ceritanya berbeda. Laporan keuangan kuartalan dari TCS (Tata Consultancy Services) yang keluar belum lama ini ternyata mengecewakan pasar. Pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan membuat saham TCS langsung turun tajam.

Tak hanya TCS, saham-saham raksasa IT lain seperti Infosys, Wipro, HCL Tech, dan Tech Mahindra juga ikut tergelincir. Efeknya langsung terasa pada Nifty IT, indeks yang mengukur performa sektor teknologi, yang mengalami penurunan lebih dari 1% dalam satu hari perdagangan.

Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap performa satu perusahaan besar. Ketika TCS merilis laporan yang kurang baik, efeknya menyebar ke seluruh sektor. Investor menjadi khawatir bahwa tren ini akan berlanjut di kuartal berikutnya.


Sementara itu, sektor perbankan juga ikut terseret. Saham HDFC Bank, yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di India, turun lebih dari 1,1%. ICICI Bank dan beberapa bank besar lainnya pun mengalami pelemahan serupa.

Kekhawatiran utama datang dari potensi perlambatan kredit, tekanan margin laba, serta ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Investor melihat bahwa sektor keuangan belum mampu menunjukkan daya tahan di tengah guncangan global dan mulai menarik dana dari saham-saham bank besar.

Kombinasi dari pelemahan sektor IT dan perbankan berdampak langsung pada indeks saham utama di India. BSE Sensex turun lebih dari 337 poin, dan Nifty 50 jatuh ke bawah level 25.100. Dalam sepekan terakhir, Nifty kehilangan sekitar 1,7%, sementara Sensex turun sekitar 1,6%. Koreksi ini cukup signifikan dan menunjukkan bahwa investor sedang dalam mode bertahan.

Tidak hanya dari dalam negeri, tekanan juga datang dari luar negeri. Pemerintah Amerika Serikat baru saja mengumumkan kebijakan kenaikan tarif impor sebesar 30% terhadap produk dari Uni Eropa dan Meksiko. Hal ini memicu kekhawatiran global akan potensi perang dagang baru, yang secara tidak langsung juga mengancam pasar negara berkembang seperti India.

Selain itu, investor asing (FII) mulai menarik dananya dari pasar India. Aliran dana keluar ini memperlemah nilai tukar rupee dan memperbesar tekanan jual di pasar saham. Ditambah lagi dengan skandal Jane Street di segmen derivatif (F&O) yang mengguncang kepercayaan pelaku pasar.


Meski kondisi terlihat suram, tidak semua sektor ikut tenggelam. Beberapa saham di sektor mid-cap dan small-cap justru mencatat kenaikan, bahkan hingga 1% dalam sehari. Ini menunjukkan bahwa sebagian investor mulai melakukan rotasi dana ke sektor yang dianggap lebih murah dan masih punya potensi tumbuh.

Selain itu, sektor-sektor defensif seperti FMCG, energi, dan infrastruktur tetap tampil stabil, bahkan menguat. Investor yang ingin bermain aman mulai memindahkan portofolio ke sektor-sektor ini, yang cenderung tahan terhadap fluktuasi jangka pendek.

Jika dilihat secara menyeluruh, koreksi yang terjadi di pasar saham India kali ini adalah hasil dari kombinasi beberapa faktor: kinerja mengecewakan sektor IT, pelemahan saham perbankan, sentimen global yang tidak mendukung, serta aliran keluar dana asing. Meski terlihat tajam, koreksi ini adalah hal yang wajar dalam dinamika pasar.

Justru bagi investor jangka panjang, situasi seperti ini bisa menjadi momen untuk melihat peluang baru, mengevaluasi portofolio, dan melakukan penyesuaian strategi. Sektor-sektor yang kini turun bisa saja bangkit kembali saat laporan kuartal selanjutnya membaik. Dan sektor yang bertahan hari ini mungkin jadi pilihan utama untuk menjaga kestabilan aset.

Yang penting: tetap tenang, terus belajar membaca arah pasar, dan jangan mengambil keputusan hanya karena panik.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.