Jawa Barat, 2025 — Anggota DPR RI sekaligus tokoh masyarakat Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali membuat gebrakan dalam dunia pendidikan. Kali ini, ia menyuarakan larangan bagi para guru di Jawa Barat untuk memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa.
Menurut Dedi, sistem pendidikan seharusnya memberikan ruang bagi anak-anak untuk menikmati waktu bersama keluarga setelah pulang sekolah, tanpa terbebani tugas-tugas tambahan di rumah. Ia menilai, PR kerap kali menjadi beban psikologis bagi siswa dan bahkan orang tua yang terkadang ikut mengerjakan tugas anaknya.
"Anak-anak di sekolah sudah cukup lama belajar, saat di rumah waktunya mereka untuk berinteraksi dengan orang tua, bermain, dan istirahat. Kalau masih dibebani PR, kapan anak punya waktu untuk menikmati masa kecilnya?" ungkap Dedi Mulyadi dalam sebuah wawancara.
Mendorong Sistem Pembelajaran Efektif di Sekolah
Dedi juga mendorong para guru untuk memaksimalkan waktu belajar di sekolah agar seluruh materi bisa diselesaikan di jam pelajaran, tanpa perlu menambah beban di rumah. Menurutnya, sekolah yang efektif adalah yang mampu membuat siswa memahami pelajaran tanpa harus mengandalkan PR.
"Kalau guru bisa mengajar dengan baik di sekolah, tidak perlu PR lagi. Anak-anak bisa tetap belajar tanpa tekanan berlebihan," tambahnya.
Respons dari Masyarakat dan Guru
Kebijakan ini menuai beragam tanggapan. Sebagian orang tua menyambut baik wacana tersebut karena bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak tanpa memikirkan tugas sekolah. Namun di sisi lain, sejumlah guru mempertanyakan bagaimana cara menjaga konsistensi belajar siswa tanpa PR, mengingat masih ada materi yang perlu diperdalam di luar jam sekolah.
Gunakan AI Chatbot dari Bablast.id yang siap balas chat WA 24 Jam Penuh cuma 25 Ribu. BELI DISINI
Menuju Pendidikan yang Lebih Ramah Anak
Langkah Dedi Mulyadi ini dianggap sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak, di mana keseimbangan antara belajar dan kehidupan sosial siswa lebih diperhatikan. Dedi berharap, kebijakan ini dapat diterapkan secara bertahap dan disertai evaluasi agar kualitas pendidikan tetap terjaga tanpa harus membebani siswa.