Latar Belakang
Belakangan ini, di media sosial muncul tuduhan bahwa seorang animator yang bekerja dalam serial anime populer One Piece memakai alat kecerdasan buatan (AI) untuk membuat karya animasi mereka. Tuduhan ini menimbulkan sorotan publik dan tekanan terhadap animator tersebut — termasuk isu kesehatan mental yang muncul dari beban kritik.
Animator yang dimaksud adalah José B. Rebolledo, yang disebut sebagai bagian tim efek dan tata letak animasi di One Piece.
Kronologi Singkat
Seorang seniman digital dengan akun X/Twitter menggunakan AI untuk membuat ilustrasi karakter Luffy setelah menonton beberapa episode One Piece.
José Rebolledo membalas cuitan tersebut dengan komentar yang cukup tegas, menekankan bahwa ia turut mengerjakan efek animasi untuk One Piece.
Akibatnya, percakapan media sosial memanas, dengan kritikan dari netizen terhadap seniman digital berbasis AI, dan sorotan terhadap animator yang dituduh memakai AI.
Dalam beberapa laporan disebut bahwa animator “kena mental” — yaitu mengalami tekanan karena tuduhan dan komentar dari publik — dan kemudian membuat klarifikasi. Namun, detail spesifik mengenai kondisi mentalnya belum dipublikasi secara resmi.
Klarifikasi yang Diberikan
– José Rebolledo menegaskan kalau ia memang bagian dari tim animasi One Piece, khususnya di bagian efek.
– Ia menyatakan bahwa tuduhan bahwa ia memakai AI untuk pekerjaan utama animasi adalah tidak relevan atau kurang berdasar — ia menekankan pengalaman dan keahlian manualnya.
– Tidak ada pernyataan publik dari studio atau ia sendiri yang secara spesifik mengonfirmasi bahwa ia “kena mental” akibat kejadian ini. Istilah “kena mental” muncul dalam laporan media sebagai penafsiran tekanan yang dialami.
Implikasi Lebih Luas
– Kasus ini memperlihatkan bagaimana penggunaan AI dalam industri kreatif (khususnya animasi) menjadi isu sensitif: tantangan etika, orisinalitas, hak cipta, serta kesejahteraan pekerja kreatif.
– Bagi animator profesional seperti Rebolledo, reputasi sangat penting. Tuduhan memakai AI dapat dianggap meremehkan keahlian manual, sehingga menimbulkan stress dan tekanan untuk membuktikan kompetensi.
– Bagi komunitas seniman digital berbasis AI, kasus ini menjadi penanda bahwa publik dan rekan kerja manajemen mengamati batas antara “alkes bantuan” dan “substitusi manual”.
Kesimpulan
Meskipun Jose B. Rebolledo menghadapi tuduhan publik tentang penggunaan AI, ia telah memberikan klarifikasi bahwa dirinya adalah anggota tim efek animasi One Piece dan memiliki keahlian manual yang diakui. Sementara itu, laporan tentang tekanan mental yang dialaminya menunjukkan bahwa dampak sosial dari kontroversi semacam ini tidak bisa dianggap ringan.
Untuk sekarang, kebenaran lengkap—seperti apakah ia memang memakai AI atau tidak dalam konteks pekerjaan penuh—belum dikonfirmasi oleh studio secara terbuka.