Eko Patrio Klarifikasi soal Parodi "Sound Horeg": Hanya untuk Acara Internal Partai
Jakarta, 25 Agustus 2025 – Politisi sekaligus anggota DPR RI, Eko Hendro Purnomo atau yang lebih dikenal sebagai Eko Patrio, memberikan klarifikasi terkait video parodi “sound horeg” yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Eko menegaskan, parodi tersebut bukanlah bentuk respons terhadap kritik masyarakat, melainkan bagian dari acara internal partai. Video dibuat saat pembubaran panitia peringatan 17 Agustus, bukan di ruang sidang resmi.
“Itu hanya acara internal, bukan menanggapi rakyat. Jadi kalau ada yang tersinggung, saya pribadi minta maaf,” kata Eko saat ditemui di Senayan Park, Minggu (24/8/2025) malam.

Spontanitas di Sidang MPR
Nama Eko Patrio juga sempat menjadi sorotan karena aksi jogetnya saat Sidang Tahunan MPR RI. Publik menilai tindakan tersebut kurang peka terhadap kondisi masyarakat.
Namun, Eko menjelaskan bahwa joget itu terjadi setelah Presiden Prabowo menyampaikan pidato RAPBN 2026 dan Nota Keuangan. Pada sesi hiburan, orkestra dari Universitas Pertahanan membawakan lagu-lagu daerah seperti Sajojo dan Gemu Fa Mi Re.
“Suasana saat itu cair, semua ikut bernyanyi dan menari. Itu spontan, bukan bagian dari sidang resmi,” jelas Eko.
Permintaan Maaf kepada Publik
Meski sudah memberikan penjelasan, Eko tetap menyampaikan permintaan maaf apabila tindakannya menimbulkan kesalahpahaman atau dianggap tidak sensitif. Ia menekankan bahwa niat awal hanyalah untuk meramaikan acara internal dan menghargai penampilan musik, bukan untuk melecehkan kondisi masyarakat.
Kesimpulan
Kontroversi parodi “sound horeg” dan joget di Sidang MPR kini mendapat titik terang dari klarifikasi Eko Patrio. Ia menegaskan bahwa kedua hal tersebut dilakukan secara spontan dalam konteks hiburan dan internal partai, sembari menyampaikan permintaan maaf kepada publik agar tidak ada kesalahpahaman yang berlarut.