Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola: Roger Menama Lukaku, mantan pemain profesional asal Republik Demokratik Kongo dan ayah dari striker internasional Belgia, meninggal dunia pada usia 58 tahun.
Roger Lukaku lahir di Kinshasa, Zaire (kini Republik Demokratik Kongo), pada 6 Juni 1967. Karier profesionalnya membentang dari klub-klub di Kongo dan Pantai Gading hingga lintas benua ke Eropa, khususnya ke Belgia dan Turki. Di Eropa, ia dikenal karena perannya sebagai penyerang tengah yang tangguh dan serba guna.
Selama kariernya, Roger sempat memperkuat klub-klub seperti FC Boom, RFC Seraing, Germinal Ekeren, KV Mechelen, dan KV Oostende di Belgia. Ia juga menghabiskan satu musim di Gençlerbirliği di Turki. Di level internasional, ia memperkuat tim nasional Zaire dan mencetak sejumlah gol penting dalam penampilannya bersama negara.
Jenazah Roger ditemukan di kota kelahirannya, Kinshasa, menutup bab terakhir perjalanan hidup yang penuh dinamika. Keluarga belum merilis secara resmi penyebab kematiannya, namun ucapan belasungkawa mengalir deras dari penggemar, rekan sesama pemain, dan klub-klub di mana ia pernah bermain.
Dari Kinshasa ke Panggung Eropa: Jejak Karier Roger Lukaku
Perjalanan Roger Lukaku ke puncak karier sepak bola tidak mudah. Ia memulai kiprahnya di klub lokal di Kongo kemudian pindah ke Pantai Gading untuk bermain dengan klub Africa Sports. Ambisinya membawanya ke Belgia pada awal tahun 1990-an, di mana ia menapakkan diri di kompetisi Eropa.
Di Belgia, Roger menunjukkan kemampuan adaptasi dan daya juang tinggi. Ia dikenal karena kemampuannya dalam duel udara, memainkan peran sebagai target man di lini depan, serta kepiawaiannya menahan bola untuk memberikan ruang bagi rekan serang. Meskipun tidak selalu menjadi striker papan atas, konsistensi dan profesionalismenya di lapangan membuat dia dihormati oleh kalangan sepak bola Belgia dan Kongo.
Meski memasuki usia senja karier, Roger tetap aktif bermain di level divisi bawah Belgia hingga pensiun, tetap membina mentalitas kompetitif dan kecintaannya terhadap olahraga sejuta penggemar ini.
Peran sebagai Ayah & Pengaruh terhadap Generasi Baru
Warisan terbesar Roger mungkin bukan dari gol-gol yang dicetaknya atau pertandingan yang dimenangkannya, melainkan bagaimana ia membentuk karakter dan karier putra-putranya.
Romelu Lukaku, anak sulungnya, telah menjelma menjadi salah satu striker elite Eropa. Sedari kecil, Romelu pernah menyebut bahwa nilai kerja keras, ketekunan, dan mental juang yang ia miliki banyak dipengaruhi oleh pengasuhan serta contoh nyata sang ayah. Ia pun menyampaikan pesan mendalam usai kabar duka ini: ucapan terima kasih terhadap segala pelajaran dan bimbingan yang diberikan, serta rasa kehilangan mendalam atas kepergian sosok yang selama ini ia anggap guru pertama di lapangan dan di kehidupan.
Jordan Lukaku, anak kedua Roger, juga meniti karier sepak bola di posisi yang berbeda, menunjukkan bahwa pengaruh dan dukungan ayahnya tidak memihak satu arah saja, melainkan terbuka untuk bakat dan jalan masing-masing anak.
Reaksi Dunia Sepak Bola & Kenangan Abadi
Sejurus kabar duka tersebar, ungkapan belasungkawa mengalir dari berbagai klub, pemain, dan organisasi sepak bola. Beberapa mantan klub Roger turut mengenang keteguhan dan profesionalismenya di masa bermain, sementara rekan-rekan pemain mengingat sosoknya sebagai pribadi yang tenang namun tegas, serta sangat mengasihi keluarga.
Bagi penikmat sepak bola di Belgia, Kongo, dan komunitas diaspora Afrika, nama Roger Lukaku akan selalu melekat sebagai figur yang menjembatani generasi lama dan baru—sebagai pemain, guru, sekaligus ayah. Kepergiannya meninggalkan duka, namun kisah perjalanan hidupnya akan terus dikenang sebagai inspirasi bagi banyak orang yang bermimpi menembus dunia profesional dari latar belakang sederhana.