Sport

El Clásico Panas di Bernabéu: Real Madrid Bungkam Barcelona 2-1, Mbappé dan Bellingham Jadi Pembeda

Rama Maul
27 Oktober 2025
1 menit membaca
El Clásico Panas di Bernabéu: Real Madrid Bungkam Barcelona 2-1, Mbappé dan Bellingham Jadi Pembeda
Bagikan:

Pertarungan dua raksasa Spanyol kembali menyala dalam laga El Clásico semalam di Santiago Bernabéu. Real Madrid berhasil menaklukkan Barcelona dengan skor 2-1 dalam pertandingan yang sarat gengsi, emosi, dan drama di setiap menitnya. Kemenangan ini membuat Los Blancos memperlebar jarak di puncak klasemen La Liga dan semakin menegaskan dominasi mereka di musim ini. Barcelona sebenarnya tampil cukup berani di awal laga. Meski datang dengan skuad pincang — tanpa kehadiran nama-nama besar seperti Robert Lewandowski, Raphinha, Gavi, dan Ter Stegen — tim asuhan Hansi Flick tampil menekan sejak menit awal.
Fermín López menjadi sosok kejutan setelah berhasil memanfaatkan kesalahan koordinasi di lini belakang Madrid, membuat Barcelona unggul 1-0 di menit ke-18. Gol itu sempat membuat publik Bernabéu terdiam sesaat, sementara tim tamu terlihat mulai percaya diri dengan permainan cepat dari lini tengah.

Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Real Madrid mulai menguasai jalannya pertandingan lewat dominasi di tengah yang dikomandoi Jude Bellingham. Serangan-serangan mereka mulai terstruktur, dan tekanan demi tekanan akhirnya membuahkan hasil. Memasuki babak kedua, Madrid tampil jauh lebih agresif. Kylian Mbappé yang sempat terisolasi di babak pertama mulai menemukan ruang di sisi kanan pertahanan Barca. Hasilnya, pada menit ke-56, Mbappé berhasil menyamakan kedudukan lewat sontekan tajam setelah menerima umpan Vinícius Jr.

Momentum pertandingan pun berubah total. Barcelona terlihat kehilangan kontrol, terutama di lini tengah yang kelelahan menghadapi pressing cepat Madrid.
Dan ketika laga tampak akan berakhir imbang, Jude Bellingham kembali menunjukkan mengapa ia menjadi jantung permainan Los Blancos musim ini. Di menit ke-88, ia mencetak gol kemenangan dengan tembakan keras dari luar kotak penalti, membuat Bernabéu bergemuruh.

Bagi Xabi Alonso, ini menjadi kemenangan El Clásico pertamanya sebagai pelatih Real Madrid — sebuah debut impian yang semakin memperkuat kepercayaannya di ruang ganti. Alonso menilai kemenangan ini bukan hanya soal strategi, tapi juga soal mentalitas. Ia berhasil menghidupkan semangat Madridismo yang selama ini menjadi DNA klub. Sementara di kubu Barcelona, Hansi Flick harus menerima kenyataan pahit. Kekalahan ini menegaskan bahwa kedalaman skuad masih menjadi masalah utama Blaugrana. Tanpa pemain kunci, kualitas permainan mereka menurun drastis, terutama dalam fase transisi bertahan. Dengan hasil ini, Real Madrid kini semakin nyaman di puncak klasemen La Liga. Kemenangan atas rival abadi tidak hanya menambah tiga poin penting, tetapi juga memberikan keunggulan psikologis besar dalam perburuan gelar.


Bagi Barcelona, kekalahan ini menjadi alarm keras bahwa mereka perlu segera menemukan konsistensi, apalagi dengan jadwal padat di kompetisi domestik dan Eropa yang menanti. El Clásico kali ini kembali menunjukkan betapa tipisnya jarak antara kemenangan dan kekalahan di level tertinggi sepak bola. Real Madrid menang bukan hanya karena talenta individu, tapi karena soliditas dan mental juara yang mereka tunjukkan hingga menit akhir.
Sementara Barcelona, meski kalah, masih punya peluang besar untuk bangkit — asalkan mereka bisa memperkuat lini tengah dan memanfaatkan momen kembalinya para pemain kunci.

Pada akhirnya, El Clásico semalam bukan sekadar pertandingan, melainkan cermin dari dua filosofi besar sepak bola yang terus berevolusi. Dan untuk kali ini, Santiago Bernabéu menjadi saksi bagaimana Madrid kembali menunjukkan siapa penguasa Spanyol yang sebenarnya.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.