Gunung Semeru di Jawa Timur kembali mengalami erupsi besar pada Rabu–Kamis, 19–20 November 2025. Letusan terjadi secara tiba-tiba dan memicu kepulan abu vulkanik yang membumbung tinggi hingga mencapai sekitar 13 kilometer dari puncak gunung, membuat sejumlah wilayah di Lumajang dan sekitarnya tertutup abu.
Aktivitas vulkanik meningkat secara drastis sejak pagi hari, sebelum akhirnya awan panas guguran meluncur ke wilayah tenggara gunung, mengikuti jalur aliran lahar seperti Besuk Kobokan. Pemerintah Indonesia segera menaikkan status Gunung Semeru ke Level Awas, level tertinggi dalam mitigasi bencana gunung api.
Erupsi mendadak ini membuat lebih dari 170 pendaki terjebak di jalur pendakian, terutama di kawasan Ranu Kumbolo. Tim Basarnas dan petugas taman nasional bergerak cepat melakukan penyelamatan. Seluruh pendaki akhirnya berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat setelah operasi penurunan berlangsung sejak sore hingga malam hari.
Selain pendaki, ratusan warga dari desa-desa di Kecamatan Lumajang turut dievakuasi ke titik-titik pengungsian terdekat. Abu vulkanik yang tebal membuat jarak pandang berkurang, sementara suara gemuruh dari dalam kawah masih terdengar hingga malam. Warga diminta menjauhi radius bahaya dan tidak beraktivitas di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Semeru karena potensi lahar susulan.
Pemerintah daerah mengaktifkan status tanggap darurat, memperkuat pasokan logistik untuk pengungsi, dan menyiapkan masker serta fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi gangguan pernapasan akibat paparan abu. Sementara itu, tim Vulkanologi terus memantau pergerakan awan panas, tremor, dan potensi letusan lanjutan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa. Namun otoritas menegaskan bahwa aktivitas Gunung Semeru masih sangat dinamis. Masyarakat dihimbau mengikuti seluruh instruksi dari BNPB dan PVMBG, mengingat letusan berpotensi berlanjut dan kondisi gunung belum stabil.