Trending

Gedung Parlemen hingga Hotel Mewah, Aksi Protes Massa Nepal Targetkan Kaum Elite

Siti Selpia
12 September 2025
1 menit membaca
Gedung Parlemen hingga Hotel Mewah, Aksi Protes Massa Nepal Targetkan Kaum Elite
Bagikan:

Kathmandu, Nepal — September 2025

Nepal sedang menghadapi gelombang protes paling hebat dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan dipimpin terutama oleh generasi muda (“Gen Z”) yang memprotes ketidakadilan ekonomi, korupsi sistemik, dan gaya hidup mewah elite politik. Dari gedung parlemen hingga hotel berbintang, simbol kekuasaan dan kemewahan menjadi sasaran kemarahan rakyat.

Apa yang Memicu Protes

Kemarahan publik meledak ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan melarang sekitar 26 platform media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X. Pemerintah menyebutnya langkah regulasi dan keamanan, tapi banyak orang melihatnya sebagai tindakan menyensor suara rakyat.

Rasa frustrasi sudah menumpuk lama, terutama di kalangan generasi muda, karena:

  • Ketidaksetaraan ekonomi: Banyak politisi dan keluarga elite hidup dalam kemewahan, sementara masyarakat umum berjuang memenuhi kebutuhan dasar.

  • Korupsi dan nepotisme: Praktik penyalahgunaan kekuasaan dan warisan kekuasaan dari orang tua ke anak, yang dibenci banyak orang karena dianggap tidak adil.

Bagaimana aksi itu berlangsung

  • Protes pecah di Kathmandu dan kota-kota lain sejak sekitar 8 September 2025. Ribuan demonstran berkumpul di depan gedung parlemen.

  • Demonstran mendobrak pagar pengaman di parlemen, menggunakan media sosial untuk koordinasi, meski beberapa platform sempat diblokir.

  • Polisi merespons dengan gas air mata, water cannon, bahkan tembakan—sekitar 19 orang tewas dalam satu hari, dan jumlah korban meningkat ke angka lebih tinggi.

Target Simbolik: Gedung Parlemen & Hotel Mewah

Bukan hanya aksi marching biasa. Protes meluas ke target yang dianggap simbol elit dan kemewahan:

  • Gedung Parlemen Nepal, Kantor Perdana Menteri, dan Mahkamah Agung dibakar; bagian dari kompleks pemerintahan dihancurkan.

  • Hotel-hotel mewah seperti Hilton Kathmandu, Hyatt Regency, dan Varnabas Museum Hotel mengalami perusakan dan kebakaran sebagian.

  • Rumah-rumah pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri KP Sharma Oli, ikut diserang atau dibakar massa.

Dampak & Korban

  • Korban tewas mencapai sekitar 34 orang, dengan lebih dari 1.300 orang luka-luka.

  • Pemerintah akhirnya mencabut larangan platform media sosial setelah tekanan yang terus meningkat. Tapi unjuk rasa dan tuntutan publik tak berhenti di situ.

  • Bandara internasional dan beberapa fasilitas publik sempat ditutup karena situasi keamanan.

Respons Pemerintah dan Reaksi Publik

  • Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri setelah protes memuncak.

  • Beberapa politisi elite menyatakan simpati terhadap akar permasalahan protes dan menyebut bahwa masalah menyangkut banyak aspek yang harus diperbaiki: korupsi, pengelolaan kekayaan publik, dan keadilan sosial.

  • Kalangan muda menggunakan media sosial untuk mobilisasi, bahkan ketika banyak platform diblokir, bepergian antar kota, menyuarakan tuntutan seperti “transparansi”, “hapus tunjangan elite”, dan “akhiri nepotisme”.

Mengapa Aksi Ini Penting & Pelajaran untuk Dunia

Protes di Nepal menyoroti fenomena yang juga terjadi di banyak negara lain:

  • Generasi muda yang semakin sadar terhadap ketidakadilan sosial, dan bukan hanya puas dengan retorika, tapi menuntut aksi riil.

  • Ketergantungan terhadap media sosial sebagai alat protes dan komunikasi, sekaligus risiko ketika pemerintah mencoba melakukan sensor atau pembatasan.

  • Pentingnya akuntabilitas politik: warga menuntut bahwa pemimpin publik tak hanya berfungsi untuk elite, tetapi untuk seluruh rakyat.

Kesimpulan

Aksi protes di Nepal bukan sekadar demonstrasi biasa. Ia adalah cermin kemarahan warga terhadap elite politik yang dituding hidup dalam kemewahan, sementara banyak warga lain berjuang keras. Gedung parlemen yang dibakar, hotel mewah dijadikan sasaran, bukan tanpa makna—itu simbol yang melambangkan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat.

Gerakan ini menunjukkan bahwa tekanan publik, terutama dari kaum muda, bisa mengguncang fondasi politik negara. Apakah Nepal akan benar-benar berubah? Waktu yang akan menjawab. Yang pasti, tuntutan akan transparansi, keadilan, dan pemerintahan yang responsif tengah menggema lebih kuat dari sebelumnya.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.