Film Gereja Setan adalah sebuah karya horor spiritual yang diangkat dari pengalaman nyata komika Mongol Stres, yang pernah terlibat dalam sebuah komunitas sesat. Film ini menggabungkan ketegangan, pesan moral, dan perlawanan terhadap ajaran yang menyesatkan. Berikut sinopsis lengkap, fakta menarik, dan hal-hal yang perlu diketahui sebelum menontonnya.
Sinopsis Singkat
Tokoh utama adalah Ribka (diperankan oleh Kathleen Carolyne), seorang perempuan muda yang mengalami krisis: ia hamil di luar nikah dan kekasihnya, Matthew, meninggal dunia. Kejadian ini mengguncang hidupnya, hingga membuatnya merasa dikucilkan dan stres.
Orang tua Ribka menyuruhnya pindah ke kota lain agar “aib”-nya tidak diketahui. Di kota tersebut, Ribka bertemu Gladys (Maddy Slinger), yang kemudian memperkenalkannya pada Hendrik (Mongol Stres). Hendrik adalah pemimpin sebuah komunitas spiritual yang mengklaim sebagai “Gereja Setan”.
Lambat laun, Ribka terjerat dalam ritual-ritual gelap dan ajaran sesat yang dibungkus dengan bahasa spiritual. Ia hampir dijadikan “pengantin iblis” oleh Lucifer (diperankan oleh Jonas Rivanno Wattimena) dalam salah satu puncak konflik emosional cerita.
Namun, saat ia merasa tidak punya jalan keluar, muncul pengalaman rohani yang mengguncang batin. Ribka mulai menyadari bahwa apa yang terjadi bukanlah iman yang benar, melainkan tipuan yang membelit. Ia kemudian mulai berusaha kembali ke iman dan mencari pembebasan dari komunitas sesat tersebut.
Fakta Menarik & Latar Belakang
Film ini diproduksi oleh Amazing Grace Production bekerja sama dengan Shakti Cinema.
Sutradaranya adalah Daniel Tito Pakpahan, dan naskah ditulis oleh Alexandra Yunadi.
Mongol Stres sendiri berperan sebagai Hendrik, pemimpin sekte/Gereja Setan. Ia menyebut bahwa sekitar 80-90 persen adegan di film tersebut terinspirasi oleh pengalamannya sendiri dalam komunitas sesat
Aktor-aktor pendukung lainnya termasuk Kathleen Carolyne (Ribka), Maddy Slinger (Gladys), Jonas Rivanno Wattimena (Lucifer), dan beberapa nama lain seperti Maudy Wilhelmina, Millen Cyrus, Alvin Adam.
Film ini dijadwalkan tayang secara serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 11 September 2025 dan akan diputar di jaringan bioskop seperti Cinema XXI, CGV, dan Cinepolis.
Tema & Pesan Moral
Pertobatan dan Pemulihan Iman: Salah satu pesan besar film ini adalah bahwa seseorang dapat terjerat dalam kegelapan, namun bukan berarti tidak bisa kembali ke terang lewat iman dan kesadaran.
Bahaya Sekte Sesat: Film ini memperlihatkan bagaimana sebuah kelompok yang mengaku spiritual bisa menggunakan tipu daya dan simbol-simbol okultisme untuk menarik dan mengendalikan orang.
Realitas Emosional: Ribka merasakan banyak tekanan mental—kesedihan, rasa malu, kebingungan moral—yang menunjukkan bahwa trauma psikologis adalah bagian nyata dari kisah semacam ini.
Kebenaran & Kontroversi
Film ini memang diangkat dari pengalaman nyata Mongol Stres. Dia mengaku bahwa sebagian besar elemen film mencerminkan apa yang pernah dia alami dalam komunitas sesat itu.
Namun, ada sebagian unsur dramatik dan fiksi yang ditambahkan agar cerita lebih kuat secara sinematik. Ini biasa dalam film biografi/spiritual agar cerita lebih menyentuh penonton.
Kenapa Film Ini Layak Ditonton?
Untuk para penonton yang menyukai genre horor spiritual dengan nuansa psikologis, karena film ini tidak hanya mengandalkan efek jumpscare, tapi lebih kepada konflik batin dan spiritual.
Film ini juga punya nilai edukatif: mengajak masyarakat agar lebih waspada terhadap ajaran atau komunitas yang tampak religius tetapi bisa jadi menyesatkan.
Penampilan Mongol Stres sebagai pemeran tokoh antagonis yang diangkat dari kisahnya sendiri memberikan keautentikan tersendiri.
Kesimpulan
Gereja Setan bukan sekadar film horor; ia adalah kisah nyata tentang seseorang yang terjerumus dalam komunitas sesat, mengalami penderitaan spiritual dan psikologis, dan kemudian menemukan jalan kembali melalui iman. Dengan elemen nyata dan fiksi yang seimbang, film ini menyajikan kisah yang menggugah hati sekaligus menegur kewaspadaan terhadap jebakan spiritual yang tersembunyi dalam bungkus religius.