Src Img : Harian Jogja
Gubernur Bali resmi memerintahkan penghentian pembangunan lift kaca di Pantai Kelingking, Nusa Penida, setelah proyek tersebut menuai kritik luas dari masyarakat dan pemerhati lingkungan. Keputusan ini muncul sebagai bentuk respon terhadap kekhawatiran bahwa pembangunan fasilitas ekstrem tersebut dapat mengancam keindahan alami tebing Kelingking yang menjadi ikon wisata dunia.
Dalam konferensi pers, Gubernur menegaskan bahwa setiap bentuk pembangunan di wilayah pesisir dan kawasan rawan bencana harus melalui kajian mendalam, terutama terkait dampak ekologis dan keamanan. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga karakter asli Pantai Kelingking yang selama ini dikenal karena keindahan alamnya yang murni.
“Bali bukan sekadar destinasi wisata—ini adalah rumah bagi ekosistem yang harus dijaga. Bila ada pembangunan yang berpotensi merusak alam kami, maka sudah sepatutnya kami hentikan terlebih dahulu,” ujarnya sambil menunjukkan pemetaan wilayah Kelingking melalui dokumen resmi.
Proyek lift kaca tersebut sebelumnya direncanakan untuk mempermudah akses wisatawan menuju tepi pantai, mengingat jalur turun yang sangat curam. Namun, rencana ini justru menimbulkan kekhawatiran tentang eksploitasi berlebihan serta potensi kerusakan pada struktur tebing alami.
Keputusan penghentian ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas pecinta alam, aktivis lingkungan, hingga pelaku pariwisata lokal. Banyak yang menilai bahwa daya tarik Kelingking justru terletak pada kealamian dan tantangannya, bukan pada fasilitas buatan yang dapat mengubah karakter wisata.
Dengan penghentian proyek ini, pemerintah provinsi berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pembangunan di kawasan wisata, memastikan bahwa setiap langkah pengembangan tetap menghormati alam, budaya, dan keberlanjutan jangka panjang Bali.