Gunung Semeru di Jawa Timur kembali menunjukan lonjakan aktivitas vulkanik yang signifikan hingga ditetapkan berada di status Level IV (Awas) mulai Rabu sore. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gelombang erupsi dan awan panas guguran yang intens, dengan kolom abu mencapai sekitar 2.000 meter dari puncak.
Dalam pengumuman resminya, PVMBG menyatakan bahwa erupsi beruntun dan letusan berdurasi panjang masih terjadi. Gempa-gempa guguran terekam terus-menerus, menandakan suplai magma dari dalam masih aktif dan tekanan gunung belum menurun. Selain itu, letusan-erupsi yang teramati memuntahkan awan panas ke arah lembah Besuk Kobokan sejauh puluhan kilometer.
Meskipun letusan tercatat berhenti pada pukul 18.11 WIB, status Awas tetap dipertahankan karena potensi aktivitas susulan sangat nyata. Kepala PVMBG menyampaikan bahwa pemantauan visual serta instrumental akan terus dilanjutkan agar risiko bagi warga tetap bisa diminimalisir.
Dampak dari aktivitas ini sudah dirasakan warga di beberapa desa Lumajang. Sekitar 300 penduduk dievakuasi ke tempat aman setelah awan panas dan abu vulkanik menyebar. Pemerintah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari sebagai langkah mitigasi.
Rekomendasi keselamatan sangat tegas: masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di radius 8 km dari kawah, dan juga di sektor tenggara sepanjang sungai Besuk Kobokan hingga 20 km dari puncak. Warga juga diminta menggunakan masker karena sebaran abu dapat menyebabkan masalah pernapasan.
PVMBG menjelaskan bahwa di periode pemantauan 21–22 November tercatat asap kawah putih bertekanan sedang dengan ketinggian hingga 1.000 meter di atas puncak. Guguran lava terus terjadi, dengan jarak luncur mencapai 800 meter ke arah Besuk Kobokan, serta gempa-gempa terus terekam.