New Delhi, 9 Mei 2025 — Hubungan panas antara dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan, kembali memanas setelah serangan mendadak dari militan yang disebut didukung Pakistan terjadi kemarin di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Tak butuh waktu lama, India langsung membalas dengan serangan terarah ke beberapa titik strategis di wilayah Pakistan, memicu kecemasan internasional akan potensi konflik terbuka.
Serangan Balasan India: Langkah Tegas Setelah Provokasi
Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan India, serangan balasan ini merupakan bentuk dari "respons terbatas namun presisi" terhadap aksi teror yang menewaskan sedikitnya 12 tentara India. Militer India meluncurkan serangan udara dan artileri ke beberapa lokasi yang diduga menjadi markas kelompok militan di wilayah Azad Kashmir.
Juru bicara militer India mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk "mengirim pesan kuat bahwa setiap serangan terhadap tanah India tidak akan dibiarkan begitu saja."
Di sisi lain, pemerintah Pakistan membantah terlibat dalam penyerangan awal. Mereka menuduh India menciptakan narasi palsu untuk membenarkan agresi militer. Dalam sebuah konferensi pers, Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa mereka akan "mengambil langkah yang diperlukan untuk mempertahankan wilayah dan kedaulatan nasional."
Komunitas internasional, termasuk PBB dan Amerika Serikat, menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri. PBB telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak dialog diplomatik sebelum ketegangan berubah menjadi perang terbuka.
Kronologi Singkat Ketegangan Terbaru
8 Mei 2025: Serangan bersenjata terjadi di distrik Pulwama, Kashmir, menewaskan 12 tentara India.
9 Mei 2025 dini hari: India meluncurkan serangan udara presisi ke beberapa kamp militan di Pakistan.
Pakistan mengaktifkan status siaga tinggi di seluruh wilayah perbatasan.
India mengklaim berhasil menghancurkan beberapa fasilitas pelatihan militan tanpa menargetkan infrastruktur sipil.
Banyak analis memperingatkan bahwa konflik bersenjata antara India dan Pakistan bisa berdampak besar terhadap stabilitas Asia Selatan. Kedua negara memiliki sejarah panjang konflik di wilayah Kashmir, dan keduanya juga merupakan negara dengan kekuatan nuklir.
“Setiap eskalasi dapat mengarah ke spiral kekerasan yang sulit dikendalikan,” ujar seorang pengamat politik dari Universitas Jawaharlal Nehru.