George Gordon Byron, atau Lord Byron (1788–1824), adalah salah satu tokoh besar dalam gerakan Romanticism di Inggris. Ia dikenal sebagai penyair brilian dengan karya-karya abadi seperti Childe Harold’s Pilgrimage dan Don Juan. Namun, di luar puisi, Byron juga terkenal karena kepribadiannya yang flamboyan, pemberontak, dan penuh kejutan. Salah satu kisah paling legendarisnya terjadi saat ia menjadi mahasiswa di Trinity College, Cambridge.
Larangan yang Memicu Amarah
Pada awal abad ke-19, Trinity College menerapkan aturan ketat yang melarang mahasiswa memelihara anjing di area kampus dan asrama. Bagi Byron, aturan ini terasa tidak masuk akal. Ia adalah pecinta hewan sejati dan merasa keberadaan hewan bisa memberikan kenyamanan emosional di tengah kesibukan akademik. Rasa kesalnya berubah menjadi tekad untuk melawan aturan tersebut dengan cara yang unik.
Celah dalam Aturan: Hadirnya Seekor Beruang
Byron menyadari bahwa larangan tersebut hanya menyebutkan “anjing” dan tidak melarang hewan jenis lain. Dengan logika kreatif—atau mungkin nakal—ia memutuskan untuk membawa seekor beruang hidup ke asrama. Beruang itu ditempatkan di kamarnya, diberi makan dengan baik, dan bahkan kadang dibawanya berjalan-jalan di halaman kampus menggunakan tali.
Anehnya, pihak kampus tidak dapat menghukumnya. Tidak ada satu pun peraturan yang melarang memelihara beruang, sehingga Byron secara hukum kampus “tidak bersalah.” Aksi ini membuatnya menjadi legenda di kalangan mahasiswa, sekaligus bahan pembicaraan yang masih diingat hingga berabad-abad kemudian.
Reputasi Pemberontak yang Menginspirasi
Kisah “beruang di Trinity College” tidak hanya lucu, tetapi juga menjadi simbol bagaimana Byron berani melawan otoritas dengan cara cerdas dan penuh gaya. Ia bukan sekadar penyair yang romantis, tetapi juga seorang yang menolak tunduk pada aturan yang menurutnya tidak logis.
Kehidupan Setelah Kampus
Setelah lulus, Byron terus menorehkan prestasi sastra yang membuatnya dikenal di seluruh Eropa. Kehidupannya diwarnai perjalanan, skandal percintaan, dan keterlibatan dalam perjuangan kemerdekaan Yunani. Sikap pemberontaknya di masa kuliah seakan menjadi cermin dari seluruh hidupnya, di mana ia selalu berjalan di luar jalur yang biasa ditempuh orang.
Penutup
Kisah Lord Byron dan beruangnya di Trinity College adalah pengingat bahwa kreativitas dan keberanian bisa hadir dalam bentuk yang paling tak terduga. Bagi Byron, beruang itu bukan hanya hewan peliharaan, tetapi juga simbol perlawanan terhadap aturan yang kaku. Hingga kini, cerita ini menjadi bagian tak terpisahkan dari legenda sang penyair romantis paling eksentrik dalam sejarah Inggris.