Kasus dugaan penculikan anak yang kembali marak di berbagai daerah membuat pemerintah mengambil langkah antisipatif. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) mengimbau seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk memperketat sistem keamanan serta menerapkan aturan antar-jemput siswa yang lebih jelas dan terstruktur.
Lonjakan Kasus Membuat Orang Tua Cemas
Dalam beberapa minggu terakhir, laporan mengenai percobaan penculikan di sekitar area sekolah meningkat. Banyak orang tua merasa khawatir karena modus pelaku kini semakin beragam—mulai dari berpura-pura menjadi kerabat, hingga mengaku sebagai orang yang ditugaskan menjemput anak.
Situasi ini dinilai membahayakan keselamatan peserta didik, terutama jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP yang lebih rentan.
Instruksi Mendikdasmen: Sekolah Jangan Lalai
Dalam keterangannya, Mendikdasmen meminta setiap sekolah:
Membuat SOP antar-jemput siswa yang memuat daftar resmi penjemput.
Mewajibkan kartu penjemput atau sistem verifikasi lainnya.
Melarang siswa pulang sendiri tanpa konfirmasi dari orang tua.
Mengaktifkan personel keamanan, terutama pada jam pulang sekolah.
Memasang kamera CCTV di gerbang dan area strategis.
Mengadakan sosialisasi keamanan kepada orang tua dan peserta didik.
Ia menegaskan bahwa keselamatan siswa adalah hal yang tidak boleh ditawar. “Sekolah wajib memberikan lingkungan yang aman. Kita tidak ingin ada korban sebelum aturan diterapkan,” ujarnya.
Kolaborasi Sekolah–Orang Tua Sangat Dibutuhkan
Pemerintah menilai bahwa pencegahan penculikan tidak bisa hanya mengandalkan pihak sekolah. Orang tua tetap berperan besar dalam memastikan keamanan anak, terutama dengan:
Tidak mengizinkan anak pulang sendiri tanpa pengawasan.
Mengajarkan anak mengenali orang asing dan potensi bahaya.
Mengatur jadwal penjemputan agar tidak terlambat.
Menyimpan nomor sekolah untuk koordinasi cepat.
Teknologi Mulai Jadi Pilihan
Beberapa sekolah kini mulai menggunakan aplikasi absensi digital, pelacak posisi kendaraan antar-jemput, hingga WhatsApp broadcast untuk menginformasikan perubahan jadwal mendadak.
Dengan sistem sederhana maupun berbasis teknologi, tujuan utamanya tetap sama: mencegah celah yang bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan.
Penutup
Pemerintah berharap seluruh sekolah segera menyesuaikan aturan demi keamanan bersama. Di tengah maraknya kasus penculikan anak, pengawasan ekstra menjadi kunci agar peserta didik tetap aman sejak berangkat hingga pulang ke rumah.