Jakarta, September 2025 – Band trip-hop legendaris asal Bristol, Massive Attack, resmi menarik seluruh katalog musik mereka dari platform Spotify. Keputusan ini diambil sebagai bentuk protes terhadap investasi CEO Spotify, Daniel Ek, di sebuah perusahaan pertahanan berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI).
Latar Belakang Keputusan
Daniel Ek melalui firma ventura miliknya, Prima Materia, diketahui menanamkan investasi besar pada perusahaan pertahanan Helsing. Perusahaan ini mengembangkan teknologi AI untuk kebutuhan militer, termasuk analisis data sensor pertempuran, integrasi pada sistem senjata, hingga penggunaan pada drone tempur dan pesawat militer.
Bagi Massive Attack, keterkaitan ini menimbulkan dilema moral. Mereka menilai pendapatan dari karya musik para artis, yang diperoleh lewat platform streaming, pada akhirnya berkontribusi mendukung teknologi yang bisa digunakan untuk peperangan.
Pernyataan Resmi Massive Attack
Dalam pernyataan resminya, Massive Attack menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar protes bisnis, tetapi juga sikap etis.
“Selama ini para musisi sudah menanggung beban ekonomi dari model bisnis platform streaming. Kini, beban itu diperparah oleh beban moral, ketika karya kreatif dan dukungan penggemar justru ikut mendanai teknologi militer. Bagi kami, ini sudah cukup. Kami percaya jalan lain selalu ada.”
Gerakan Lebih Luas
Keputusan ini juga sejalan dengan inisiatif internasional bertajuk No Music for Genocide, sebuah kampanye yang diikuti lebih dari 400 artis dan label. Mereka menyerukan agar musik tidak digunakan untuk mendukung praktik-praktik yang dianggap melanggar kemanusiaan.
Meski demikian, sikap Massive Attack terhadap Spotify menambah bobot kampanye tersebut, karena band ini menjadi salah satu nama besar pertama dari label mayor yang mengambil langkah tegas memutus hubungan dengan platform musik terbesar di dunia.
Tanggapan Spotify dan Helsing
Spotify menegaskan bahwa mereka dan Helsing adalah dua entitas yang berdiri terpisah. Sementara itu, pihak Helsing menyatakan bahwa teknologi mereka difokuskan untuk mendukung negara-negara Eropa dalam menghadapi agresi, khususnya di Ukraina, dan tidak digunakan di kawasan konflik lain.
Dampak dan Signifikansi
Langkah Massive Attack membuka diskusi yang lebih luas mengenai etika industri musik di era digital. Para musisi kini tidak hanya memperjuangkan royalti yang adil, tetapi juga menuntut transparansi terkait bagaimana bisnis di balik platform musik berhubungan dengan sektor lain, termasuk pertahanan dan militer.
Keputusan ini berpotensi menjadi preseden, mendorong artis-artis lain untuk menimbang aspek moral dalam memilih platform distribusi karya mereka. Bagi Massive Attack, musik bukan hanya soal hiburan, melainkan juga pernyataan sikap terhadap masa depan dunia.