Di era digital, landing page adalah ujung tombak dalam strategi pemasaran online. Halaman ini sering kali menjadi tempat pertama (dan bisa jadi satu-satunya) yang dikunjungi calon pelanggan setelah mereka klik iklan, tautan di media sosial, atau email marketing.
Namun, tidak semua landing page mampu mengubah pengunjung menjadi pelanggan. Kunci suksesnya? Menggunakan metode copywriting dan struktur yang tepat.
Berikut adalah metode terbaik yang terbukti efektif untuk menyusun landing page yang menjual.
1. AIDA – Attention, Interest, Desire, Action
Metode AIDA adalah pendekatan klasik yang masih sangat relevan. Cocok untuk landing page yang ingin hard selling tanpa terasa memaksa.
Attention: Tarik perhatian dengan headline yang mengena.
Contoh: "Capek Balas Chat Manual? Saatnya AI Chatbot Bantuin Bisnismu 24 Jam!"
Interest: Bangun ketertarikan lewat masalah yang relevan.
Jelaskan kondisi umum yang dialami target, misalnya leads kabur karena slow respon.
Desire: Tawarkan solusi dan manfaat.
Misalnya fitur chatbot yang bisa auto-reply, rekapan order, broadcast promo, dll.
Action: Ajak mereka bertindak.
Tombol CTA seperti “Coba Gratis”, “Konsultasi Sekarang”, “Dapatkan Demo”.
✅ Kapan digunakan? Untuk produk/jasa yang butuh storytelling singkat namun kuat.
2. PAS – Problem, Agitate, Solution
Metode PAS cocok untuk produk yang menjawab masalah spesifik. Fokusnya adalah empathy marketing.
Problem: Ungkap masalah nyata yang dirasakan target audiens.
Agitate: Buat mereka merasa bahwa masalah itu mendesak untuk diselesaikan.
Solution: Tawarkan produk/jasa Anda sebagai solusi.
Contoh:
“Leads banyak, tapi semua kabur gara-gara telat dibales? Bayar CS mahal, tapi tetap keteteran? Saatnya pakai AI Chatbot Bablast yang aktif 24 jam.”
✅ Kapan digunakan? Saat ingin mempertegas urgensi dan masalah pelanggan.
3. 4P – Picture, Promise, Prove, Push
Metode ini sangat persuasif dan cocok untuk landing page promosi atau peluncuran produk baru.
Picture: Gambarkan situasi ideal yang diinginkan calon pelanggan.
Promise: Janjikan hasil yang bisa dicapai.
Prove: Berikan bukti, seperti testimoni, studi kasus, atau demo.
Push: Dorong mereka dengan penawaran terbatas atau CTA.
Contoh push: “Diskon 30% hanya hari ini – Daftar sekarang!”
✅ Kapan digunakan? Saat ingin memperkuat kredibilitas dan menawarkan penawaran terbatas.
4. FAB – Features, Advantages, Benefits
Ini adalah metode yang sering digunakan oleh produk berbasis teknologi atau tools.
Features: Sebutkan fitur utama.
Advantages: Jelaskan keunggulan dibanding kompetitor.
Benefits: Fokus pada manfaat nyata yang dirasakan pelanggan.
Misalnya:
Fitur: Auto-reply chat WhatsApp.
Keunggulan: Tanpa coding, bisa pakai HP.
Manfaat: Bisa closing meski kamu sedang tidur.
✅ Kapan digunakan? Untuk edukasi produk yang belum dikenal pasar.
5. Storytelling + CTA
Metode ini melibatkan narasi kisah nyata atau imajinatif yang menyentuh emosi audiens. Lalu ditutup dengan ajakan bertindak.
Contoh:
“Dulu saya kewalahan balas ratusan chat dari calon pembeli. Banyak yang akhirnya skip karena nggak dibales cepat. Sejak pakai Bablast, semua bisa dijawab otomatis. Penjualan naik 3x lipat. Kalau saya bisa, kamu juga bisa.”
✅ Kapan digunakan? Untuk brand yang ingin membangun kedekatan emosional.
✍️ Tips Penting untuk Landing Page yang Sukses:
Gunakan headline yang jelas dan emosional
Sisipkan CTA di beberapa titik (atas, tengah, akhir)
Buat desain mobile friendly
Tambahkan testimoni atau studi kasus
Gunakan bahasa yang membumi, bukan teknis berlebihan
Minimalkan gangguan visual: Fokus hanya pada satu tujuan konversi
Landing page bukan sekadar halaman biasa, tapi alat utama untuk konversi. Metode seperti AIDA, PAS, 4P, hingga storytelling dapat disesuaikan dengan jenis produk, audiens, dan gaya komunikasi brand kamu. Kuncinya adalah memahami kebutuhan audiens, membangun urgensi, dan memberikan solusi yang jelas.
Mulai sekarang, jangan asal buat landing page. Gunakan metode yang tepat dan biarkan halamanmu bekerja sebagai salesman digital 24 jam!