Umum

NPD vs Avoidant: Dua Jiwa Terluka yang Berlawanan Arah

Riska
14 Oktober 2025
1 menit membaca
NPD vs Avoidant: Dua Jiwa Terluka yang Berlawanan Arah
Bagikan:

Di permukaan, keduanya tampak bertolak belakang.
Seseorang tampak percaya diri, menawan, bahkan karismatik. Ia suka menjadi pusat perhatian.
Sementara yang satu lagi pendiam, hati-hati, dan selalu takut melangkah salah. Ia lebih memilih berada di bayang-bayang.

Namun jika kita menyingkap lapisan luar keduanya, akan terlihat kenyataan yang sama:
dua jiwa yang sama-sama pernah merasa tidak cukup — dan berjuang keras untuk melindungi diri dari luka yang sama.


Luka yang Sama, Pertahanan yang Berbeda

Baik Narcissistic Personality Disorder (NPD) maupun Avoidant Personality Disorder (AvPD) sering bermula dari pengalaman yang serupa: masa kecil yang minim validasi, terlalu banyak kritik, atau kasih sayang yang bersyarat.

Namun, cara mereka bertahan sangat berbeda:

  • NPD membangun topeng kehebatan. Mereka berusaha meyakinkan diri dan dunia bahwa mereka istimewa. Kekaguman orang lain menjadi “obat” bagi harga diri yang rapuh.

  • Avoidant membangun dinding jarak. Mereka bersembunyi dari perhatian karena takut ditolak, takut gagal, takut terlihat tidak cukup.

Satu mencari sorotan agar merasa hidup.
Satu menghindari sorotan agar merasa aman.
Namun keduanya sama-sama takut ditinggalkan.


Hubungan yang Rumit Antara Dua Kutub

Menariknya, dua kepribadian ini bisa saling tertarik.
Si Narcissistic sering terpesona oleh ketenangan dan empati si Avoidant.
Sementara si Avoidant melihat sosok percaya diri itu sebagai pelindung, seseorang yang bisa “melengkapi” dirinya.

Namun di balik ketertarikan itu, hubungan mereka sering tidak seimbang.
Yang satu mendominasi, yang lain mengalah.
Yang satu haus validasi, yang lain takut mengungkapkan diri.
Lama-lama, keduanya sama-sama kelelahan — karena cinta tanpa keseimbangan hanya memperdalam luka lama.


Dua Dunia Dalam Diri

NPD hidup dalam dunia ilusi bahwa “aku istimewa dan harus dikagumi”.
AvPD hidup dalam dunia keyakinan bahwa “aku tidak layak dan pasti ditolak”.
Keduanya saling bertolak belakang, tapi sama-sama menjauh dari kenyataan: bahwa mereka sebenarnya hanya ingin diterima apa adanya.


Jalan Menuju Pemulihan

Pemulihan bagi keduanya tidak datang dari mencari validasi, melainkan dari keberanian untuk melihat diri sendiri dengan jujur.

  • Bagi NPD, penyembuhan berarti berani merasa rentan tanpa takut kehilangan kendali.

  • Bagi Avoidant, penyembuhan berarti berani tampil apa adanya tanpa takut dihakimi.

Dibutuhkan empati, keberanian, dan kesadaran untuk menembus pertahanan diri yang sudah dibangun sejak lama. Karena di balik semua topeng dan ketakutan itu, mereka hanyalah manusia yang ingin dicintai tanpa syarat.


Penutup

NPD dan Avoidant bukanlah dua kepribadian yang berlawanan secara mutlak.
Mereka adalah dua sisi dari koin yang sama — dua cara berbeda untuk bertahan dari luka yang sama.

Yang satu berteriak agar dilihat, yang lain bersembunyi agar tidak disakiti.
Namun keduanya diam-diam berharap akan hal yang sama:
dapat diterima tanpa harus menjadi siapa pun selain diri sendiri.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.