Nama besar Paul Pogba kembali menjadi sorotan publik, bukan karena aksinya di lapangan, melainkan karena sikap tegasnya di luar arena sepak bola. Bintang asal Prancis tersebut memimpin gerakan bersama 51 atlet internasional lain yang menandatangani sebuah petisi mendesak UEFA untuk menjatuhkan sanksi tegas terhadap Israel, termasuk kemungkinan dikeluarkan dari kompetisi sepak bola Eropa.
Petisi ini lahir di tengah meningkatnya perhatian dunia terhadap konflik yang terus berlangsung di Palestina. Para atlet menilai bahwa olahraga, khususnya sepak bola, memiliki peran moral yang besar. Mereka menekankan bahwa tidak mungkin sepak bola bisa dipisahkan dari nilai kemanusiaan, karena sejatinya olahraga membawa pesan persatuan, solidaritas, dan perdamaian.
Pogba: Sepak Bola Harus Berdiri di Sisi Kemanusiaan
Dalam pernyataannya, Pogba menegaskan bahwa sepak bola bukan hanya soal kemenangan dan kompetisi. “Sepak bola adalah bahasa universal. Di saat banyak orang menderita, kita tidak bisa menutup mata. UEFA harus mengambil sikap yang jelas,” tegasnya.
Langkah Pogba ini mendapat banyak dukungan dari komunitas internasional, mengingat reputasinya sebagai salah satu pemain berpengaruh di dunia. Keberanian Pogba dan para atlet lain dianggap sebagai suara moral yang mengingatkan bahwa olahraga tidak boleh berada di ruang hampa, melainkan harus peka terhadap penderitaan manusia.
Olahraga dan Isu Global
Gerakan boikot ini juga membuka diskusi yang lebih luas mengenai hubungan antara olahraga dan politik. UEFA selama ini dikenal berusaha menjaga netralitas, namun sejarah menunjukkan bahwa olahraga kerap digunakan sebagai sarana diplomasi maupun tekanan moral terhadap isu-isu global. Kasus serupa pernah terjadi saat Afrika Selatan dilarang ikut kompetisi internasional selama era apartheid.
Dengan adanya desakan dari Pogba dan kawan-kawan, UEFA kini berada dalam sorotan besar: apakah mereka akan mendengarkan suara atlet yang menuntut keadilan, atau tetap memilih untuk menjaga jarak dari isu politik.
Solidaritas yang Menggema
Bagi banyak penggemar sepak bola, sikap Pogba ini menambah respect tersendiri terhadap dirinya. Ia tidak hanya dikenal karena gelar juara dunia bersama Prancis atau kiprahnya di klub top Eropa, tetapi juga karena keberaniannya menggunakan popularitas untuk menyuarakan hal-hal yang dianggap penting.
Gerakan ini dipandang bukan hanya soal Israel atau Palestina, melainkan tentang prinsip dasar: bahwa olahraga harus berpihak pada nilai kemanusiaan.