Umum

Penutupan Bandara Frans Seda Maumere Diperpanjang Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Siti Selpia
25 September 2025
1 menit membaca
Penutupan Bandara Frans Seda Maumere Diperpanjang Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Bagikan:

Aktivitas Penerbangan Lumpuh

Maumere, NTT – Bandara Frans Seda, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi memperpanjang penutupan operasionalnya akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. Abu vulkanik yang disemburkan gunung berapi tersebut masih mengganggu jalur penerbangan, sehingga seluruh aktivitas keberangkatan maupun kedatangan dihentikan untuk sementara waktu.

Keputusan ini diambil demi keselamatan penerbangan karena abu vulkanik dapat merusak mesin pesawat dan mengurangi jarak pandang pilot.

Erupsi Gunung Lewotobi Masih Aktif

Gunung Lewotobi Laki-laki yang berlokasi di Flores Timur kembali mengalami erupsi sejak beberapa hari terakhir. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu mencapai ratusan meter. Angin yang berhembus ke arah barat mengakibatkan sebaran abu mengarah ke wilayah Maumere dan sekitarnya.

“Pantauan menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi. Oleh karena itu, penerbangan harus tetap ditutup hingga kondisi dinyatakan aman,” ujar seorang pejabat PVMBG.

Dampak pada Penumpang dan Perekonomian

Penutupan Bandara Frans Seda membuat ratusan penumpang tertahan. Banyak calon penumpang tujuan Kupang, Denpasar, hingga Jakarta harus menunda perjalanan. Beberapa maskapai menawarkan penjadwalan ulang (reschedule) atau pengembalian tiket (refund) bagi penumpang yang terdampak.

Sektor pariwisata di Maumere juga ikut merasakan dampak. Hotel, penginapan, hingga pelaku usaha kecil mengalami penurunan tamu karena wisatawan batal datang. “Kami berharap situasi cepat pulih, karena banyak wisatawan sudah booking jauh-jauh hari,” kata seorang pengelola hotel di Maumere.

Upaya Mitigasi dan Koordinasi

Otoritas Bandara Frans Seda bekerja sama dengan AirNav Indonesia, maskapai penerbangan, dan pihak BMKG untuk memantau kondisi udara setiap saat. Keputusan pembukaan kembali bandara akan dilakukan setelah dinyatakan benar-benar aman.

Selain itu, pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di sekitar kaki Gunung Lewotobi. Radius aman dari puncak gunung juga diperketat sesuai rekomendasi PVMBG.

Kesimpulan

Penutupan Bandara Frans Seda Maumere yang diperpanjang akibat erupsi Gunung Lewotobi menjadi bukti betapa besar dampak aktivitas vulkanik terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. Keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama, meskipun konsekuensinya adalah terganggunya mobilitas warga dan wisatawan.

Masyarakat kini berharap agar kondisi Gunung Lewotobi segera mereda, sehingga penerbangan di NTT dapat kembali normal dan aktivitas ekonomi serta pariwisata bisa pulih seperti sedia kala.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.