Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung pemusnahan barang bukti narkotika seberat 214,84 ton di Lapangan Bhayangkara, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah besar pemerintah dalam memerangi peredaran narkoba di Tanah Air, sekaligus menegaskan komitmen kuat pemerintahan Prabowo-Gibran terhadap pemberantasan kejahatan narkotika yang selama ini menjadi ancaman serius bagi bangsa.
Barang bukti tersebut merupakan hasil sitaan dari berbagai operasi besar yang dilakukan jajaran Polri bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) serta TNI sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025. Total barang bukti yang dimusnahkan mencapai 214,84 ton, terdiri dari sabu-sabu, ganja, ekstasi, heroin, hingga berbagai jenis narkotika sintetis lainnya. Jika dikonversikan ke nilai ekonomi pasar gelap, jumlah tersebut diperkirakan mencapai lebih dari Rp29 triliun.
Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Wakapolri Komjen Agus Andrianto, serta sejumlah pejabat tinggi negara lainnya, termasuk Ketua DPR RI dan para perwakilan kementerian terkait. Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa perang terhadap narkoba tidak boleh berhenti dan harus menjadi prioritas nasional. Ia menyebut bahwa generasi muda Indonesia tengah berada di ancaman serius dari sindikat narkotika internasional yang menargetkan pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
“Tidak ada kompromi terhadap para pelaku dan jaringan narkoba. Kita akan kejar, kita hancurkan sampai ke akar-akarnya. Ini bukan hanya tugas Polri, tapi tugas kita semua sebagai bangsa,” tegas Prabowo di hadapan jajaran aparat penegak hukum dan tamu undangan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pemusnahan ini merupakan hasil dari kerja keras aparat selama satu tahun terakhir. Ia menambahkan bahwa operasi besar-besaran yang dilakukan berhasil mengungkap jaringan lintas negara, dengan beberapa di antaranya berasal dari Asia Timur dan Timur Tengah. “Seluruh barang bukti yang dimusnahkan hari ini merupakan hasil dari 2.478 kasus tindak pidana narkoba yang berhasil kami ungkap. Ini bukti keseriusan kami dalam menjaga masyarakat dari bahaya narkotika,” ujar Kapolri.
Pemusnahan barang bukti dilakukan menggunakan sejumlah metode, mulai dari pembakaran hingga pelarutan menggunakan bahan kimia khusus yang memastikan seluruh zat berbahaya benar-benar hancur dan tidak dapat disalahgunakan kembali. Proses pemusnahan juga disaksikan langsung oleh perwakilan lembaga pengawasan, termasuk Kejaksaan Agung dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan berbagai lembaga sosial yang selama ini bergerak di bidang rehabilitasi dan pencegahan narkoba. Mereka menilai langkah tegas pemerintah ini menjadi sinyal kuat bahwa negara tidak akan memberi ruang sedikit pun bagi peredaran barang haram tersebut.
Presiden Prabowo menutup acara dengan pesan agar seluruh elemen bangsa, dari aparat hingga masyarakat, terus bekerja sama menjaga masa depan generasi muda. “Indonesia tidak akan maju jika generasinya dirusak oleh narkoba. Kita harus lindungi anak-anak kita, kita harus pastikan bangsa ini tetap bersih dari racun narkotika,” tuturnya dengan nada tegas.
Pemusnahan 214,84 ton narkoba di Mabes Polri ini menjadi salah satu pemusnahan terbesar dalam sejarah Indonesia. Selain menjadi momentum penegasan sikap pemerintah, langkah ini juga menjadi simbol kuat dari komitmen nasional dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari narkoba di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.