Hari perpisahan tak pernah mudah—apalagi jika harus meninggalkan tempat yang sudah menjadi rumah kedua. Seorang presenter KompasTV tak kuasa menahan tangis di hari terakhirnya bekerja, membuat momen ini menjadi viral dan menyentuh hati banyak orang.
Dalam siaran terakhirnya, Gita Maharkesri menyampaikan kalimat perpisahan dengan suara bergetar. Air mata jatuh saat ia mengucapkan terima kasih kepada rekan kerja, pemirsa, dan seluruh kru KompasTV yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanannya selama bertahun-tahun.
"Aku tumbuh di sini. Banyak hal yang aku pelajari, banyak tawa dan juga air mata. Terima kasih untuk semuanya," ucap sang presenter dengan lirih, sambil berusaha tersenyum.
Viral di Sosial Media.
Gita menunjukkan rasa tegarnya. Namun suaranya bergetar dan tangis pecah saat menutup program olahraga yang telah hadir menemani pemirsa selama hampir 12 tahun.
“Tak terasa inilah akhir perjalanan panjang Kompas Sport Pagi selama hampir 12 tahun. Kami hadir menemani Anda dengan berbagai macam berita olahraga baik dari dalam maupun luar negeri, serta kabar inspiratif dari atlet kebanggaan Indonesia dan dunia,” ucapnya dalam video yang viral di media sosial.
Potongan video saat presenter KompasTV menangis di siaran langsung langsung menyebar luas di media sosial. Ribuan komentar datang dari warganet yang ikut merasakan kesedihan dan mengirimkan doa serta dukungan.
“Kamu adalah bagian terbaik dari pagi kami, sukses terus di tempat baru,” tulis seorang pengguna Instagram.
Tagar #TerimaKasihKompasTV dan #PresenterKompasTV menjadi trending, menunjukkan betapa besar pengaruh sosok ini bagi publik.
Meski tidak secara detail menjelaskan alasan kepergiannya, presenter ini tetap menunjukkan sikap positif dan penuh syukur. Ia menyebutkan bahwa setiap perjalanan memiliki akhirnya, dan ia siap menyambut fase baru dalam hidupnya.
“Semua ini bukan akhir dari segalanya. Ini adalah awal yang baru, dan saya percaya semuanya akan baik-baik saja.”
Momen presenter KompasTV menangis di hari terakhir kerja bukan hanya berita biasa, tapi potret nyata dari dedikasi dan rasa cinta terhadap profesi. Ia telah menjadi bagian dari rutinitas banyak orang—dan kini, meski tak lagi hadir di layar kaca, kesannya akan terus tinggal di hati pemirsa.