Sport

Ralf Schumacher Prediksi Lewis Hamilton Tak Akan Lama di Ferrari

Rama Maul
28 April 2025
1 menit membaca
Ralf Schumacher Prediksi Lewis Hamilton Tak Akan Lama di Ferrari
Bagikan:

Kepindahan Lewis Hamilton ke Ferrari untuk musim 2025 menjadi salah satu keputusan paling mengejutkan dalam sejarah Formula 1 modern. Sang juara dunia tujuh kali itu akan meninggalkan Mercedes setelah lebih dari satu dekade kebersamaan dan berbagai rekor yang ditorehkannya. Namun, meski banyak pihak menantikan kolaborasi antara Hamilton dan tim legendaris asal Maranello tersebut, tak sedikit pula yang mengkhawatirkan nasib sang pembalap Inggris di lingkungan yang terkenal penuh tekanan itu.

Salah satu suara yang menyuarakan kekhawatiran tersebut datang dari mantan pembalap F1, Ralf Schumacher. Dalam beberapa wawancara terbaru, Ralf secara terbuka menyampaikan analisanya tentang potensi keretakan hubungan antara Lewis Hamilton dan Ferrari, bahkan sebelum kontraknya selesai. Ia menilai bahwa situasi di Ferrari sangat mungkin membuat Hamilton hengkang lebih cepat dari yang direncanakan, jika hasil dan situasi internal tim tidak berjalan sesuai harapan.

Sejak dulu, Ferrari dikenal sebagai tim yang memiliki reputasi besar di Formula 1. Tim yang bermarkas di Maranello, Italia ini adalah satu-satunya tim yang terus eksis sejak kejuaraan dunia F1 dimulai pada 1950. Dengan sejarah panjang itu, Ferrari memiliki basis penggemar yang sangat besar, media lokal yang sangat vokal, serta ekspektasi tinggi dari para tifosi yang selalu ingin melihat mobil berwarna merah itu merajai podium.

Menurut Ralf Schumacher, tekanan yang ada di Ferrari sangat berbeda dengan tim-tim lain di grid F1. Bahkan pembalap sekelas Sebastian Vettel — yang meraih empat gelar dunia bersama Red Bull — pernah kesulitan bertahan di Ferrari, begitu pula Fernando Alonso. “Ferrari bukanlah tempat yang mudah untuk siapapun, bahkan bagi pembalap sekelas Lewis Hamilton. Politik internal, ekspektasi media Italia, dan tuntutan tifosi bisa membuat situasi menjadi sangat sulit,” ujar Ralf.

Ia menambahkan, jika Hamilton tidak mampu memberikan hasil instan dalam beberapa balapan pertama di musim 2025, situasi bisa dengan cepat berubah memanas. “Ferrari dikenal sebagai tim yang mudah sekali mengambil keputusan drastis. Jika dalam beberapa seri awal Hamilton tidak mampu bersaing di papan atas, tekanan dari berbagai pihak akan luar biasa besar.”

Selain faktor eksternal, Ralf Schumacher juga menyoroti potensi perseteruan internal antara Lewis Hamilton dan pembalap muda andalan Ferrari saat ini, Charles Leclerc. Leclerc yang sejak lama diposisikan sebagai pembalap utama tim, diprediksi tidak akan tinggal diam jika perannya tergeser oleh Hamilton. Apalagi, Leclerc adalah sosok yang sangat populer di kalangan tifosi dan memiliki hubungan yang cukup baik dengan manajemen Ferrari saat ini.

“Leclerc tentu tidak akan mau posisinya diambil begitu saja. Ia masih muda, punya ambisi juara dunia, dan ingin mencetak sejarah bersama Ferrari,” ujar Ralf. Jika ada insiden di lintasan atau perbedaan strategi tim yang merugikan salah satu pihak, situasi bisa berubah menjadi konflik internal yang sulit dikendalikan.

Hal serupa pernah terjadi dalam sejarah Ferrari, seperti ketika Sebastian Vettel harus berbagi peran dengan Charles Leclerc di musim 2019. Situasi itu kala itu memicu ketegangan di dalam tim, hingga akhirnya Vettel memilih hengkang.

Ralf Schumacher memprediksi bahwa masa depan Lewis Hamilton di Ferrari sangat bergantung pada performa mobil dan chemistry yang terbangun dengan tim. Jika di musim pertamanya Hamilton tidak mampu meraih kemenangan atau minimal bersaing di papan atas secara konsisten, kemungkinan besar situasi emosional dan politik di Ferrari akan mulai mempengaruhi hubungan kedua belah pihak.

“Kalau semuanya berjalan buruk, saya tidak akan kaget kalau Lewis hanya bertahan satu musim di Ferrari,” tegas Ralf. Menurutnya, Hamilton yang kini berusia 40 tahun saat musim 2025 dimulai, tentu tidak punya waktu banyak untuk sekadar ‘bersabar’ membangun proyek jangka panjang. Ia tentu datang ke Ferrari untuk langsung meraih kemenangan dan mengejar gelar juara dunia kedelapannya.

Jika ekspektasi itu tidak terpenuhi, sangat mungkin Hamilton memilih untuk hengkang lebih cepat dari kontrak yang disepakati. Apalagi, di usia yang tak lagi muda, Hamilton tentu ingin menutup kariernya di puncak, bukan sekadar menjadi penggembira di grid.

Gunakan AI Chatbot dari Bablast.id yang siap balas chat WA 24 Jam Penuh cuma 25 Ribu. BELI DISINI

satu sisi, ini adalah peluang untuk mencatat sejarah — membawa Ferrari kembali ke kejayaan bersama salah satu pembalap terbaik sepanjang masa. Namun di sisi lain, sejarah panjang menunjukkan bahwa membalap untuk Ferrari bukanlah perkara mudah, bahkan untuk pembalap sekelas juara dunia.

Komentar Ralf Schumacher menjadi pengingat bahwa dalam dunia Formula 1, kejayaan di atas kertas tak selalu bisa terwujud di lintasan. Kombinasi antara performa mobil, strategi tim, dinamika internal, dan tekanan eksternal bisa menentukan apakah kolaborasi ini akan berjalan sukses atau justru menjadi kegagalan paling mencolok dalam sejarah olahraga balap mobil paling prestisius ini.

Musim 2025 akan menjadi babak baru yang sangat dinantikan, tak hanya oleh para tifosi Ferrari, tapi juga oleh seluruh penggemar Formula 1 di seluruh dunia.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.