Otomotif

Renault Dipertimbangkan Produksi Drone di Ukraina, Bentuk Dukungan Prancis dalam Perang

faisal
9 Juni 2025
1 menit membaca
Renault Dipertimbangkan Produksi Drone di Ukraina, Bentuk Dukungan Prancis dalam Perang
Bagikan:

Bogor, Bablast - News Di tengah eskalasi perang Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, muncul langkah baru dari Prancis untuk memperkuat dukungannya terhadap Ukraina. Kali ini, bukan dari sektor pertahanan tradisional, tetapi dari dunia otomotif. Renault, produsen mobil ternama asal Prancis, dikabarkan sedang diminta oleh pemerintah Prancis untuk mempertimbangkan produksi pesawat nirawak (drone) di Ukraina.

Baca Juga: Peringkat Ekonomi Indonesia di Asia dan Dunia 2025: Apakah Indonesia Termasuk Negara Miskin?

Permintaan dari Kementerian Pertahanan Prancis

Juru bicara Renault mengonfirmasi bahwa mereka telah dihubungi oleh Kementerian Pertahanan Prancis terkait inisiatif ini. Namun, keputusan akhir belum dibuat karena masih menunggu spesifikasi teknis dari proyek tersebut.

"Diskusi telah dilakukan, namun belum ada keputusan pada tahap ini karena kami masih menunggu spesifikasi proyek dari kementerian," ujar juru bicara Renault, seperti dilansir oleh AFP.

Permintaan ini sejalan dengan strategi Prancis dalam memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina yang kini sangat bergantung pada teknologi drone untuk melawan pasukan Rusia.

Produksi Drone di Dekat Garis Depan

Laporan eksklusif dari media Prancis, Franceinfo, menyebutkan bahwa Renault kemungkinan akan membuka jalur produksi drone di wilayah Ukraina yang jaraknya hanya puluhan atau ratusan kilometer dari garis depan. Lokasi strategis ini diperkirakan akan mempercepat distribusi dan pemanfaatan drone secara langsung di medan perang.

Drone telah menjadi senjata kunci dalam konflik ini. Misalnya, pada 1 Juni lalu, Ukraina melakukan operasi bernama “Jaring Laba-laba”, yang melibatkan lebih dari 100 drone untuk menyerang pesawat militer Rusia jauh di dalam wilayah negara tersebut. Operasi ini menunjukkan efektivitas dan ketergantungan tinggi Ukraina terhadap teknologi nirawak.

Kolaborasi Industri Otomotif dan Pertahanan

Langkah Renault ini juga menjadi bagian dari inisiatif lebih besar yang diumumkan oleh Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, pada Jumat (6/6). Dalam pernyataannya, Lecornu mengungkapkan bahwa sebuah “perusahaan besar pembuat mobil Prancis” akan bergabung dengan industri pertahanan untuk membangun jalur produksi drone di Ukraina.

"Drone tersebut akan digunakan oleh militer Ukraina, tetapi kami juga akan memanfaatkan senjata Prancis sendiri melalui pelatihan taktis dan operasional yang konstan dalam kondisi dunia nyata," jelas Lecornu.

Ia juga mengakui bahwa militer Ukraina lebih maju dalam penggunaan dan pengembangan drone dibandingkan dengan militer Prancis sendiri—sebuah pengakuan yang cukup mencolok dan membuka peluang pembelajaran bilateral.

Siapa Sebenarnya Renault?

Renault adalah produsen otomotif global yang berdiri sejak tahun 1899 dan kini menjadi bagian dari aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi. Pemerintah Prancis masih memiliki 15 persen saham di Renault, membuat keterlibatan perusahaan ini dalam proyek militer menjadi mungkin sebagai bagian dari strategi kebijakan nasional.

Menariknya, produsen otomotif asal Jepang, Nissan, juga memiliki 15 persen saham di Renault, sehingga kolaborasi lintas negara dalam pengembangan drone ini bisa melibatkan lebih dari satu entitas internasional ke depannya.


Analisis Singkat: Apa Implikasinya?

  1. Diversifikasi Industri Otomotif: Renault masuk ke ranah pertahanan menunjukkan tren baru di mana perusahaan otomotif mulai terlibat dalam produksi perangkat militer berteknologi tinggi.

  2. Modernisasi Militer Ukraina: Dengan dukungan langsung dari industri Eropa, militer Ukraina dapat lebih cepat memperoleh peralatan taktis canggih.

  3. Peran Prancis di Eropa Timur: Prancis menunjukkan peran aktif dalam dinamika geopolitik, khususnya dalam membantu Ukraina secara logistik dan teknologi.

  4. Risiko dan Keamanan: Mendirikan fasilitas produksi dekat zona konflik tentu menimbulkan tantangan keamanan yang tidak kecil, dan akan membutuhkan jaminan keamanan yang sangat kuat.


Jika rencana ini berjalan, maka Renault akan menjadi simbol baru dari sinergi antara sektor sipil dan militer dalam konflik modern. Peran perusahaan non-militer dalam mendukung operasi pertahanan bukan lagi hal yang asing, dan bisa menjadi tren di masa depan—khususnya dalam konteks perang berbasis teknologi seperti yang sedang berlangsung di Ukraina.

Kita akan menantikan kelanjutan dari negosiasi antara Renault dan Kementerian Pertahanan Prancis, sekaligus melihat bagaimana keputusan ini akan memengaruhi strategi pertahanan Eropa secara keseluruhan.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.