Peran Generasi Z dalam Protes Besar-Besaran di Nepal Tahun 2025
Latar Belakang Konflik Nepal 2025
Nepal diguncang gelombang protes besar pada September 2025. Pemicunya adalah larangan pemerintah terhadap puluhan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, dan X. Alasan resmi adalah “mengatur” penggunaan digital, tetapi publik menilai langkah itu sebagai bentuk pembungkaman.
Selain itu, isu korupsi, nepotisme, dan krisis ekonomi memperparah kemarahan masyarakat. Rakyat merasa elite politik menikmati privilese, sementara generasi muda tidak mendapatkan peluang kerja yang layak.
Mengapa Generasi Z Jadi Motor Gerakan?
Generasi Z Nepal — yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an — tumbuh dalam era digital. Mereka terbiasa dengan kebebasan berpendapat di internet, serta peka terhadap isu transparansi dan keadilan sosial.
Saat pemerintah menutup akses media sosial, Gen Z merasa langsung diserang karena ruang ekspresi dan komunikasi mereka terbatasi. Larangan ini menjadi titik balik yang mendorong mereka turun ke jalan.
Bentuk Aksi Generasi Z
Aksi Massa di Jalanan
Ribuan anak muda memenuhi Kathmandu dan kota besar lainnya sejak 8 September 2025. Mereka membawa poster, meneriakkan slogan anti-korupsi, dan menuntut pengunduran diri PM KP Sharma Oli.Mobilisasi Digital (Sebelum Diblokir)
Sebelum media sosial benar-benar diblokir, Gen Z menggunakan platform online untuk koordinasi protes, menyebarkan informasi, dan menggalang solidaritas.Simbol Perlawanan Baru
Tidak ada tokoh tunggal yang memimpin gerakan ini. Justru, sifat terdesentralisasi menjadi kekuatan: semua orang bisa menjadi bagian, tanpa hierarki yang kaku.
Dampak dari Aksi Gen Z
Perubahan Politik Cepat
Protes yang dipelopori pemuda berhasil memaksa KP Sharma Oli mundur dari jabatan perdana menteri.Lahirnya PM Interim Pertama Perempuan
Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung, ditunjuk sebagai perdana menteri interim. Ini menjadi sejarah baru di Nepal.Tekanan Menuju Reformasi
Generasi muda menuntut agar korupsi diusut, transparansi dijalankan, dan pemilu baru digelar dengan jujur. Pemilu dijadwalkan pada Maret 2026.
Tantangan Generasi Z Nepal
Meski berhasil mengguncang politik, perjuangan Gen Z masih panjang. Ada beberapa tantangan besar:
Menjaga momentum agar gerakan tidak padam setelah pergantian pemimpin.
Menghadapi represi aparat, yang dalam beberapa aksi berujung bentrok mematikan.
Menerjemahkan protes menjadi kebijakan nyata, bukan hanya pergantian figur politik.
Kesimpulan
Peran Generasi Z dalam protes besar-besaran Nepal 2025 menunjukkan kekuatan politik anak muda di era digital. Mereka bukan hanya penonton, tetapi motor utama perubahan.
Apa yang terjadi di Nepal memberi pesan penting: ketika ruang berekspresi dibatasi dan ketidakadilan dibiarkan, generasi muda akan berdiri di garis depan perlawanan.