Jakarta, 3 Juli 2025 — Teknologi robotika dan otomatisasi global tengah mengalami lonjakan signifikan di berbagai sektor industri. Berbagai perusahaan teknologi dan manufaktur berlomba-lomba mengembangkan robot cerdas dan sistem otomatis yang mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya operasional.
Salah satu tren paling menonjol adalah penerapan otomatisasi di pusat logistik dan gudang. Berdasarkan laporan UBS, investasi pada otomatisasi gudang tetap meningkat di tengah tantangan ekonomi global, seiring tingginya permintaan efisiensi distribusi dan kekurangan tenaga kerja. Perusahaan seperti Amazon telah menerapkan lebih dari 1 juta unit robot di pusat distribusi mereka, dengan prediksi jumlah robot segera melebihi jumlah pekerja manusia.
Robot Medis Mulai Dominasi Layanan Kesehatan
Di sektor kesehatan, pemerintah Inggris melalui NHS (National Health Service) merilis rencana 10 tahun yang menargetkan 1 dari 8 operasi dilakukan dengan bantuan robot bedah. Selain itu, robot-robot juga akan diterapkan untuk kebutuhan apotek otomatis dan layanan administrasi rumah sakit demi meningkatkan produktivitas layanan publik.
Langkah ini diyakini akan mampu memangkas beban kerja dokter hingga 20 persen dan mempercepat proses perawatan pasien di Inggris.
Investasi Besar untuk Robot Kolaboratif
Sementara itu, tren robot kolaboratif atau cobot juga tengah menjadi primadona. Sepanjang kuartal pertama 2025, tercatat dana investasi lebih dari US$ 2,2 miliar mengalir ke perusahaan pengembang robot tugas-spesifik seperti untuk sektor logistik, keamanan industri, dan layanan medis.
Menurut laporan Reuters, robot-robot ini dinilai lebih efisien secara biaya dan cepat balik modal dibandingkan robot humanoid canggih yang masih memiliki harga sangat tinggi.
Robot Humanoid Siap Masuki Industri dan Rumah Tangga
Selain itu, para pengamat teknologi memprediksi dalam 2–3 tahun ke depan, robot humanoid akan mengalami momen besar yang disebut “ChatGPT moment” — sebuah titik di mana kemampuan robot humanoid untuk berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan manusia akan jauh lebih cerdas dan terjangkau.
Nvidia bersama Foxconn disebut-sebut tengah mempersiapkan penggunaan robot humanoid di fasilitas perakitan server AI mereka di Amerika Serikat mulai tahun depan. Robot-robot tersebut diproyeksikan akan bertugas merakit server AI di lini produksi modern.
Robot Pemuat Truk Mulai Diuji Massal
Di bidang logistik, beberapa perusahaan seperti Ambi Robotics dan Boston Dynamics telah memperkenalkan robot pemindah barang untuk bongkar muat truk, yang kini mulai diadopsi oleh raksasa logistik DHL, UPS, dan FedEx. Robot jenis ini mampu melakukan pemindahan barang dengan kecepatan hingga dua kali lebih cepat dibandingkan tenaga manusia.
Pergeseran Tenaga Kerja dan Tantangan Sosial
Kendati perkembangan robotika dan otomatisasi menawarkan banyak manfaat, beberapa kalangan menyuarakan pentingnya pemerintah dan perusahaan memprioritaskan pelatihan ulang (reskilling) tenaga kerja yang terdampak. Seperti di Amazon, lebih dari 700.000 karyawan telah mengikuti pelatihan ulang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja berbasis otomatisasi.
Di Indonesia, sektor manufaktur dan logistik mulai menunjukkan ketertarikan serius terhadap teknologi ini, meskipun kesiapan tenaga kerja lokal dalam bidang teknisi robotika masih menjadi tantangan tersendiri.
Kesimpulan
Perkembangan robotika dan otomatisasi di tahun 2025 diprediksi akan terus meningkat pesat, seiring kebutuhan efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan penguatan daya saing industri global. Kolaborasi manusia dan mesin menjadi keniscayaan di berbagai sektor, diiringi kebutuhan adaptasi kebijakan ketenagakerjaan dan pendidikan vokasi.