Marketing

Sejarah dan Perkembangan Marketing Mix: Kenapa 4P Berubah Jadi 7P?

faisal
24 Juni 2025
1 menit membaca
Sejarah dan Perkembangan Marketing Mix: Kenapa 4P Berubah Jadi 7P?
Bagikan:

Bogor, Bablast - Pedia Marketing mix atau bauran pemasaran adalah salah satu konsep paling fundamental dalam dunia pemasaran. Tapi tahukah kamu, konsep ini tidak langsung hadir dengan formula 4P atau bahkan 7P seperti yang kita kenal sekarang?

Yuk kita telusuri bagaimana sejarahnya, siapa yang pertama kali merumuskan, dan kenapa akhirnya konsep ini berkembang dari 4P menjadi 7P.


Baca Juga: Emotional Marketing: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangunnya


Awal Mula Marketing Mix: “Mixer of Ingredients”

Konsep dasar marketing mix dimulai pada akhir 1940-an. Seorang profesor dari Harvard Business School bernama James Culliton menggambarkan pemasar sebagai seorang “mixer of ingredients”—yaitu seseorang yang mencampur berbagai komponen pemasaran layaknya seorang koki yang meracik resep.

Gagasan ini menginspirasi pemikiran bahwa pemasaran terdiri dari elemen-elemen berbeda yang bisa disesuaikan untuk mencapai hasil yang diinginkan.


Neil Borden dan Istilah “Marketing Mix”

Pada tahun 1950-an, Neil H. Borden, juga dari Harvard, mulai menggunakan istilah marketing mix secara eksplisit. Ia mengembangkan dan menyusun 12 elemen yang menurutnya menjadi bahan dasar pemasaran, mulai dari produk, harga, distribusi, hingga promosi.

Meski jumlah komponennya banyak, konsep Borden memberikan kerangka awal yang kuat dan menyeluruh untuk para pemasar.


4P: Penyederhanaan oleh E. Jerome McCarthy

Tahun 1960, seorang profesor pemasaran bernama E. Jerome McCarthy menyederhanakan ide Borden menjadi kerangka yang lebih praktis: 4P, yaitu:

  1. Product (Produk)

  2. Price (Harga)

  3. Place (Distribusi)

  4. Promotion (Promosi)

Model ini dengan cepat diterima secara luas karena lebih mudah diajarkan, dipahami, dan diimplementasikan oleh para pemasar, baik di perusahaan besar maupun kecil.


Mengapa 4P Tidak Cukup?

Seiring waktu, dunia bisnis berubah. Munculnya industri jasa—seperti perhotelan, kesehatan, pendidikan, dan konsultasi—membuat model 4P terasa kurang relevan. Pasalnya, jasa bersifat tidak berwujud, melibatkan interaksi manusia, dan sering kali sulit diukur kualitasnya.

Inilah yang mendorong lahirnya konsep lanjutan yang lebih komprehensif.


Lahirnya 7P oleh Booms dan Bitner

Pada awal 1980-an, dua pakar pemasaran bernama Bernard Booms dan Mary Bitner memperluas konsep 4P menjadi 7P dengan menambahkan tiga elemen baru yang sangat penting dalam bisnis jasa, yaitu:

  1. People (Orang)
    Tenaga kerja yang melayani pelanggan punya peran penting dalam membentuk pengalaman dan persepsi.

  2. Process (Proses)
    Prosedur dan alur pelayanan harus efisien dan konsisten agar pelanggan merasa nyaman.

  3. Physical Evidence (Bukti Fisik)
    Karena jasa tak bisa dilihat atau disentuh, maka elemen visual—seperti desain tempat, seragam staf, hingga kemasan dokumen—membantu membangun kepercayaan.


Perbandingan Singkat: 4P vs 7P

Elemen

4P

7P

Produk

Harga

Distribusi

Promosi

Orang

Proses

Bukti Fisik


Kenapa 7P Relevan Hingga Sekarang?

Saat ini, model 7P digunakan secara luas tidak hanya untuk sektor jasa, tapi juga untuk perusahaan berbasis digital dan hybrid. Bahkan bisnis rintisan (startup), e-commerce, hingga UMKM pun bisa mendapatkan manfaat besar dari memahami dan menerapkan 7P.

Faktor seperti interaksi customer service, user experience, dan kredibilitas brand semakin penting, sehingga pendekatan 7P menjadi sangat relevan.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.