Epy Kusnandar, aktor senior yang telah menghiasi dunia hiburan Indonesia selama puluhan tahun, akhirnya berpulang pada 2025 di usia 61 tahun. Kabar meninggalnya aktor kelahiran 1964 ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, rekan sesama pekerja seni, hingga jutaan penonton yang selama ini menikmati karyanya. Sosoknya dikenal bukan hanya lewat karakter-karakter kuat yang ia perankan, tetapi juga melalui perjalanan hidupnya yang penuh keteguhan, ketulusan, dan filosofi sederhana tentang mensyukuri kehidupan apa adanya.
Kepergian Epy menjadi penutup dari perjalanan panjang seorang aktor yang memulai kariernya dari panggung teater hingga akhirnya menjadi salah satu wajah paling ikonik di layar kaca. Ia dikenal sebagai pekerja seni sejati—orang yang memerankan setiap tokoh dengan totalitas, tanpa memandang besar kecilnya peran. Ketenangan, kerendahan hati, serta karakter humoris yang kerap ia tunjukkan di balik layar membuatnya disayangi banyak orang. Dalam ingatan publik, Epy adalah gambaran seorang aktor yang tidak hanya bekerja untuk popularitas, tetapi benar-benar mencintai dunia seni peran yang membesarkan namanya.
Salah satu peran yang paling melekat di hati masyarakat adalah ketika ia memerankan karakter Kang Mus dalam sinetron “Preman Pensiun”. Gestur khasnya, gaya bicara yang unik, serta cara ia menyuntikkan sisi manusiawi ke dalam karakter tersebut membuat tokoh itu bukan hanya sekadar tokoh fiksi, melainkan representasi kehidupan sehari-hari yang hangat dan dekat dengan penonton. Lewat peran itu pula, Epy berhasil membawa sinetron tersebut menjadi fenomena dan menjadikan dirinya sebagai salah satu figur paling diingat dalam industri televisi Indonesia.
Di balik kesuksesan yang ia capai, perjalanan hidup Epy tidak selalu mudah. Tahun-tahun sebelumnya, ia pernah melewati episode berat ketika harus menghadapi penyakit yang menyerang bagian otaknya. Ia pernah dirawat intensif dan bahkan sempat menerima prediksi buruk tentang usianya. Namun dengan ketabahan dan cinta terhadap dunia seni, ia terus bangkit dan kembali berkarya. Sikapnya yang tetap bersyukur meski berada dalam kondisi sulit membuat banyak orang menjadikannya inspirasi. Epy adalah contoh nyata seseorang yang memilih untuk hidup sepenuhnya tanpa keluhan, sekalipun takdir memberinya ujian yang tidak ringan.
Ketika kabar duka diumumkan, linimasa media sosial langsung dipenuhi ucapan belasungkawa dan penghormatan terakhir. Rekan aktor, sutradara, kru produksi, hingga masyarakat umum mengenang Epy sebagai pribadi yang ramah, pekerja keras, dan tidak pernah memperlihatkan keluh kesah selama proses syuting. Banyak yang mengatakan bahwa Epy selalu menjadi cahaya di lokasi kerja—membuat orang lain merasa nyaman dan dihargai, meski ia sendiri sedang tidak dalam kondisi terbaik. Kenangan-kenangan kecil itu kini menjadi warisan emosional yang sulit dilupakan oleh mereka yang pernah bekerja bersamanya.
Kepergian Epy Kusnandar bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan industri hiburan, tetapi juga bagi publik yang tumbuh bersama karyanya. “Rest in Love”, kalimat yang tertulis pada gambar penghormatan untuknya, terasa sangat tepat. Ia bukan hanya meninggalkan dunia dengan tenang, tetapi juga meninggalkan cinta—melalui tawa, pesan moral, keteladanan, dan karya-karya yang akan terus hidup sepanjang waktu. Warisan itu akan membuat nama Epy tetap hadir di hati masyarakat, bahkan setelah ia berpulang.
Selamat jalan, Epy Kusnandar. Terima kasih atas tawa, pelajaran, dan kehangatan yang telah Anda bagi sepanjang hidup. Semoga perjalanan Anda berikutnya dipenuhi kedamaian.