Dalam hubungan romantis, pengorbanan sering dianggap sebagai bukti cinta sejati. Tapi siapa sebenarnya yang lebih sering berkorban: pria atau wanita? Mari kita lihat fakta ilmiah, data psikologi, dan contoh nyata.
1️⃣ Pria vs Wanita: Siapa Lebih Rela Berkorban?
Penelitian dari Journal of Personality and Social Psychology (2011) menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih sering berkorban dalam bentuk emosional (misalnya mengalah dalam konflik, mendukung saat pasangan stres), sementara pria lebih sering berkorban secara fisik (misalnya melindungi pasangan dalam situasi berbahaya).
Namun, penting diingat: ini adalah tren umum, bukan aturan mutlak.
Contoh Nyata: Insan dan Riska
Insan dan Riska sudah berpacaran selama 4 tahun. Insan sering pulang larut malam karena pekerjaan, dan Riska tetap sabar, sering menyiapkan makan malam walau sudah lelah kuliah. Di sisi lain, saat Riska jatuh sakit, Insan rela mengambil cuti mendadak untuk merawatnya, bahkan mengorbankan kesempatan naik jabatan.
Kasus ini menunjukkan: kedua belah pihak berkorban dengan cara berbeda. Riska lebih sering berkorban secara emosional dan waktu sehari-hari, sementara Insan lebih berkorban dalam keputusan besar. Kunci hubungan mereka ada di keseimbangan.
2️⃣ Faktor Kepribadian yang Menentukan
Bukan hanya soal gender. Studi dari UC Berkeley (2014) menemukan bahwa orang yang mudah berkompromi (agreeable) lebih rela berkorban, sedangkan orang egois (narcissistic) cenderung mementingkan diri sendiri.
Dalam kasus Insan dan Riska, mereka sama-sama memiliki pola komunikasi yang terbuka, sehingga pengorbanan tidak terasa sebagai beban.
3️⃣ Jangan Lupa: Pengorbanan Harus Seimbang
Meski pengorbanan itu penting, hubungan yang sehat tidak boleh berat sebelah.
Jika hanya satu pihak yang terus memberi, lama-lama muncul penumpukan sakit hati atau resentment.
✅ Tips menjaga keseimbangan:
Bicarakan kebutuhan dan perasaan secara jujur
Hargai usaha pasangan, sekecil apa pun
Jangan menganggap pengorbanan itu otomatis; selalu beri apresiasi
Siapa yang paling mau berkorban untuk pasangan? Jawabannya bukan hanya soal pria atau wanita, tetapi soal bagaimana kedua pihak mau saling mendukung. Seperti Insan dan Riska, hubungan yang langgeng adalah tentang saling memahami, menghargai, dan menyeimbangkan pengorbanan sehari-hari.
Sumber Valid:
Journal of Personality and Social Psychology (2011). Gender Differences in Empathy and Emotional Support.
University of California, Berkeley (2014). Personality and Sacrifice in Romantic Relationships.
Psychology Today (2023). The Psychology of Sacrifice in Love.
Greater Good Magazine, UC Berkeley (2022). Attachment Styles and Relationship Dynamics.