Di dalam sebuah toples kaca di Universitas Lisbon, Portugal, tersimpan sebuah kepala manusia yang tampak tenang — seolah sedang tidur. Tapi di balik ketenangan itu, ada kisah kelam yang membuatnya dijuluki “The Cursed Head of Diogo Alves.”
Kepala ini bukan milik orang biasa. Ia adalah Diogo Alves, seorang pembunuh berantai dari abad ke-19 yang meneror kota Lisbon dengan cara yang begitu keji hingga namanya masih dibicarakan hingga kini.
Antara tahun 1836 hingga 1840, warga Lisbon hidup dalam ketakutan. Satu per satu orang ditemukan tewas di bawah Aqueduto das Águas Livres — sebuah jembatan tinggi yang memasok air ke kota. Awalnya, semua dikira bunuh diri. Tapi kemudian, pihak berwenang mulai curiga:
para korban ternyata punya satu kesamaan — mereka selalu kehilangan dompet dan barang berharga.
Ternyata pelakunya adalah Diogo Alves, seorang pria asal Galicia, Spanyol, yang bekerja di Lisbon. Ia dikenal dingin dan cerdik, tapi juga brutal. Setiap malam, ia menunggu para petani yang melintasi aqueduct, merampok, lalu mendorong mereka ke bawah agar tampak seperti bunuh diri.
Diperkirakan, ia membunuh lebih dari 70 orang.
Setelah akhirnya tertangkap, Diogo Alves dijatuhi hukuman gantung pada tahun 1841. Namun kisahnya tak berhenti di sana.
Zaman itu, ilmu pengetahuan dan pseudoscience seperti phrenology (ilmu palsu tentang membaca kepribadian lewat bentuk kepala) sedang populer. Para ilmuwan percaya bahwa bentuk otak bisa mengungkap watak kriminal seseorang. Karena itu, kepala Alves tidak dikuburkan, tapi diawetkan untuk penelitian.
Dan di sinilah hal yang aneh terjadi:
setelah kematiannya, muncul berbagai kisah aneh — mulai dari peneliti yang jatuh sakit, hingga laboratorium yang sering mengalami kejadian ganjil saat kepala itu dipindahkan. Maka muncullah julukan “The Cursed Head.”
Kini, hampir dua abad kemudian, kepala Diogo Alves masih tersimpan rapi di Universidade de Lisboa’s Faculty of Medicine, dalam kondisi yang mengejutkan masih utuh. Banyak wisatawan yang datang hanya untuk melihat wajahnya — tenang, dingin, dan mengerikan sekaligus.
Apakah kepala itu benar-benar terkutuk?
Atau hanya simbol dari rasa bersalah kolektif masyarakat terhadap kekerasan dan kematian?
Tak ada yang tahu pasti. Tapi satu hal jelas — kisah Diogo Alves adalah pengingat betapa tipisnya batas antara penasaran ilmiah dan obsesi gelap manusia.
Fakta Menarik
Kepala Diogo Alves adalah salah satu spesimen manusia tertua yang diawetkan di Eropa.
Toples kaca yang digunakan masih asli dari abad ke-19.
Nama Diogo Alves sempat diangkat dalam berbagai dokumenter dan karya seni, termasuk pameran kriminalitas di Lisbon.
Wajahnya terlihat aneh tenang, meski ia dikenal sebagai salah satu pembunuh paling brutal di Portugal.
Kisah “The Cursed Head of Diogo Alves” bukan hanya tentang kejahatan, tapi juga tentang bagaimana manusia berusaha memahami kejahatan itu sendiri — lewat sains, superstisi, dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.
Dan mungkin, di balik tatapan kosong kepala di dalam toples itu, masih tersisa sebagian dari misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.