Tips Recovery Jika Akun WhatsApp Terkena Banned Setelah Blasting — Langkah Pemulihan dan Pencegahan Selanjutnya
Banyak pelaku bisnis yang menggunakan WhatsApp Blasting untuk promosi massal, tapi tidak sedikit yang akhirnya panik ketika akun mereka dibanned oleh pihak WhatsApp. Padahal, banned tidak selalu berarti akhir dari segalanya. Dengan langkah yang tepat, akun masih bisa dipulihkan, dan yang paling penting — bisa dicegah agar tidak terulang.
Berikut panduan lengkapnya.

1. Pahami Jenis Banned yang Terjadi
Sebelum panik, pastikan kamu tahu dulu jenis banned-nya:
Temporary banned (sementara): Akun dikunci selama beberapa jam hingga beberapa hari. Biasanya muncul pesan “Your account has been temporarily banned”.
Permanent banned (selamanya): Akun tidak bisa lagi digunakan dan muncul notifikasi “Your number is banned from using WhatsApp”.
Jika masih temporary, ada peluang besar untuk pulih. Tapi kalau permanent, tetap ada opsi untuk banding.
2. Lakukan Banding ke WhatsApp Support
Jika akunmu dibanned, segera lakukan langkah berikut:
Buka email: Gunakan email yang terhubung dengan akun WhatsApp-mu.
Kirim pesan ke: [email protected] (untuk WhatsApp Messenger) atau [email protected] (untuk WhatsApp Business).
Isi pesan singkat dan sopan, misalnya:
“Halo tim WhatsApp, saya mengalami kendala karena akun saya diblokir. Saya menggunakan akun ini untuk kebutuhan bisnis dan memastikan tidak melakukan spam. Mohon bantuannya untuk meninjau kembali akun saya.”
Tunggu 1–3 hari kerja untuk balasan. Dalam banyak kasus, akun bisa dikembalikan jika tidak ada pelanggaran berat.
3. Hindari Penggunaan Tool Blasting yang Tidak Resmi
Penyebab utama banned adalah penggunaan tool blasting ilegal yang mengirim pesan secara agresif tanpa izin penerima.
Gunakan hanya sistem yang memiliki mekanisme anti-banned, seperti:
Mengatur jeda pengiriman antar pesan
Memiliki rotasi nomor otomatis
Menggunakan API resmi atau mekanisme broadcast yang menyerupai perilaku manusia
Dengan cara ini, aktivitas kirim pesan terlihat lebih alami di mata sistem WhatsApp.
4. Gunakan Nomor Cadangan (Backup Number)
Jika kamu sering melakukan kampanye besar, gunakan beberapa nomor terverifikasi untuk membagi beban pengiriman.
Misalnya: satu nomor untuk customer lama, satu nomor untuk prospek baru.
Langkah ini tidak hanya mengurangi risiko banned, tapi juga membuat pengelolaan database lebih rapi.
5. Lakukan Pemanasan Nomor (Number Warming)
Nomor baru jangan langsung digunakan untuk blasting ribuan pesan.
Mulailah dengan mengirim 20–30 pesan per hari, tingkatkan bertahap selama beberapa hari.
Semakin bertahap pola pengirimannya, semakin aman dari deteksi spam.
6. Hindari Pesan yang Terlihat Seperti Spam
WhatsApp bisa mendeteksi pola spam dari isi pesan. Hindari:
Pesan berulang atau sama persis ke banyak nomor
Penggunaan link terlalu banyak
Kata-kata yang bersifat hard selling berlebihan
Gunakan kalimat yang natural, personal, dan relevan dengan penerima.
7. Bangun Database Kontak yang Legal
Pastikan semua penerima sudah memberikan izin (opt-in) untuk menerima pesan darimu.
Kirim hanya kepada orang yang memang pernah berinteraksi atau mendaftar di sistemmu.
Selain aman dari banned, pesanmu juga lebih diterima dengan baik.
8. Gunakan Platform yang Punya Sistem Anti-Banned
Saat ini ada banyak sistem blasting, tapi tidak semuanya aman.
Pilih yang punya fitur seperti:
Delay pengiriman otomatis
Rotasi nomor pengirim
Sistem analisis bounce dan laporan banned
Contohnya, beberapa sistem lokal seperti Bablast sudah memiliki fitur pengiriman yang meniru perilaku manusia, sehingga risiko banned bisa diminimalkan secara signifikan.
Kesimpulan
Kena banned setelah blasting bukan akhir dunia.
Yang penting adalah tahu cara recovery dan belajar dari kesalahan.
Gunakan alat yang tepat, jaga etika komunikasi, dan kirim pesan hanya pada audiens yang memang relevan.
Dengan pendekatan yang lebih cerdas, WhatsApp Blasting bisa tetap jadi senjata pemasaran yang efektif tanpa risiko banned.