Bogor, 7–8 September 2025 – Sebuah tragedi memilukan terjadi di Kampung Sukamakmur, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Bangunan Majelis Taklim Asohibiyah ambruk di saat jemaah tengah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kejadian ini menelan korban jiwa, menyebabkan puluhan luka-luka, serta menyisakan duka mendalam di tengah masyarakat.
Kronologi Singkat Kejadian
Insiden bermula saat pagi hari, pada Minggu (7/9), ketika lebih dari 150 jemaah—kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak—memadati majelis dua lantai yang baru selesai dibangun sebulan sebelumnya untuk acara Maulid Nabi .
Akibat kelebihan beban, struktur bangunan tak mampu menahan tekanan, sehingga runtuh tanpa peringatan sekitar pukul 09.00 WIB .
Kerugian Jiwa dan Korban Luka
Korban tewas awalnya dilaporkan tiga orang: Irni (meninggal di RS Medical Dramaga), Wulan (RS PMI Kota Bogor), dan Yati (RSUD Kota Bogor)
Jumlah korban meninggal kemudian bertambah menjadi empat orang, termasuk seorang wanita bernama Yuli yang meninggal di RS UMMI
Korban luka-luka dilaporkan mencapai lebih dari 80 orang, dengan 56 di antaranya mendapatkan perawatan intensif di berbagai rumah sakit dan klinik sekitar Bogor
Penanganan Darurat dan Respons Pemerintah
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Damkar, serta relawan lokal langsung diterjunkan untuk proses evakuasi dan pembersihan puing reruntuhan . Lokasi kejadian kini telah dipasangi garis polisi sebagai bagian dari penyelidikan lebih lanjut .
Pemerintah Kabupaten Bogor menjamin seluruh biaya pengobatan korban dan santunan bagi keluarga almarhum
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga secara langsung meninjau korban dan menyampaikan bantuan mulai dari moril hingga renovasi mushalla/majelis yang ambruk, senilai Rp150 juta (Rp100 juta untuk mushalla, Rp50 juta untuk majelis) .
Faktor Penyebab dan Pelajaran Penting
Analisis awal menyatakan bahwa penyebab utama kejadian ini adalah beban berlebih pada bangunan, ditambah lokasi pembangunan di area miring dan dekat tebing, yang membuat struktur rentan terhadap tekanan vertikal .
Bupati Bogor menegaskan bahwa musibah ini menjadi pengingat agar keselamatan dan evaluasi struktural menjadi prioritas saat menyelenggarakan kegiatan keagamaan serupa ke depan .
Penutup dan Harapan ke Depan
Tragedi ini menyita perhatian dan duka bagi masyarakat Bogor, terutama kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Momen peringatan Maulid Nabi yang semula penuh kehangatan berubah menjadi duka tak terduga. Semoga ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua—bahwa niat baik tanpa perencanaan keselamatan yang matang dapat berakhir tragis.
Semoga keluarga korban diberi ketabahan, dan para luka segera pulih. Pemerintah daerah diharapkan terus meningkatkan pengawasan bangunan publik, serta memberikan edukasi kesiapsiagaan kepada penyelenggara aktivitas massal.