Kesehatan

UGM Kembangkan Aplikasi Skrinning TBC menggunakan Basis AI

Riska
14 Agustus 2025
1 menit membaca
UGM Kembangkan Aplikasi Skrinning TBC menggunakan Basis AI
Bagikan:

Yogyakarta, 2025 – Bayangkan, hanya dengan mengunggah foto rontgen dada, sebuah sistem cerdas bisa langsung memberi tahu berapa besar kemungkinan seseorang mengidap TBC. Kedengarannya seperti teknologi masa depan, bukan? Kini, masa depan itu hadir lebih cepat lewat TBScreen.AI, inovasi skrining berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).


Menghadapi TBC dengan Senjata Baru

TBC masih menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Proses deteksinya sering terkendala waktu, tenaga medis terbatas, dan fasilitas pemeriksaan yang tidak merata. TBScreen.AI hadir untuk memutus hambatan itu—memberikan hasil skrining dalam hitungan detik, sehingga pasien bisa segera mendapatkan tindak lanjut medis.


Apa Itu TBScreen.AI?

TBScreen.AI adalah aplikasi skrining Tuberkulosis berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan oleh tim DIKE FMIPA UGM. Sistem ini bukan pengganti dokter, melainkan alat bantu cepat untuk mendeteksi indikasi TBC lebih awal.

Didukung pendanaan dari KONEKSI (DFAT Australia) dan kolaborasi bersama FK-KMK UGM, Universitas Melbourne, serta Monash Indonesia, teknologi ini dirancang untuk menjangkau hingga daerah terpencil.


Bagaimana Cara Kerjanya?

  1. Unggah foto rontgen dada ke sistem.

  2. AI menganalisis pola pada citra tersebut.

  3. Hasilnya berupa skor probabilitas (0–100%) yang menunjukkan potensi indikasi TBC.

  4. Tenaga medis menindaklanjuti hasil tersebut dengan pemeriksaan lebih lanjut.

Keunggulannya? Tidak perlu menunggu berhari-hari—AI memproses dalam hitungan detik.


Perjalanan Uji Coba

  • 2 Agustus 2025 – Uji coba pertama di Balkesmas Klaten.

  • 7 Agustus 2025 – Dilanjutkan di RSUD Mimika.

  • 936 data rontgen dianalisis dengan akurasi awal 64%, dan tim terus mengasah algoritma agar lebih presisi.

  • Target rilis nasional: Akhir tahun 2025.


Kolaborasi Besar di Balik Layar

Kesuksesan TBScreen.AI tidak lepas dari kerja sama lintas negara dan disiplin ilmu. UGM menggandeng universitas dan lembaga riset internasional untuk memastikan kualitas teknologi ini. Dengan kombinasi peneliti, dokter, dan pakar AI, TBScreen.AI dibangun bukan hanya sebagai alat, tetapi sebagai gerakan melawan TBC.


Kenapa Penting?

  • Deteksi lebih cepat di wilayah dengan keterbatasan tenaga medis.

  • Mendukung target eliminasi TBC Indonesia.

  • Memperluas akses layanan kesehatan hingga pelosok negeri.

Bayangkan jika setiap puskesmas, klinik, atau rumah sakit bisa melakukan skrining TBC hanya dengan satu klik—banyak nyawa bisa diselamatkan.


Tabel Ringkasan

Aspek

Rincian

Nama Aplikasi

TBScreen.AI

Tujuan

Skrining awal TBC via foto rontgen berbasis AI

Pengembang

Tim DIKE FMIPA UGM

Pendanaan

KONEKSI (DFAT Australia)

Kolaborator

FK-KMK UGM, Universitas Melbourne, Monash Indonesia, dll.

Metode Kerja

Upload X-ray → analisis AI → skor probabilitas TBC

Uji Coba

Klaten (2 Agustus 2025), Mimika (7 Agustus 2025)

Akurasi Awal

±64% (dari 936 data)

Target Rilis

Akhir 2025

Manfaat Utama

Cepat, praktis, memperluas deteksi dini TBC


Harapan ke Depan

TBScreen.AI adalah bukti bahwa teknologi bisa menjadi sekutu besar dalam kesehatan. Dengan dukungan data yang terus bertambah dan pembaruan algoritma, akurasinya akan semakin tinggi. UGM optimis teknologi ini bisa menjadi standar skrining TBC di masa depan.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.