Src Img : swarajombang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali merilis pembaruan data mengenai bencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Hingga laporan terakhir, total korban jiwa telah mencapai 836 orang, sementara 518 orang masih dinyatakan hilang, dan sekitar 2.700 orang mengalami luka-luka.
Korban Terbanyak Berasal dari Aceh
Dari tiga provinsi terdampak, Aceh mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yaitu 325 orang. Disusul Sumatra Utara dengan 311 korban, dan Sumatra Barat sebanyak 200 korban.
Selain korban jiwa, skala kerusakan infrastruktur juga sangat besar. Berdasarkan data Pusdatin BNPB, bencana ini telah merusak:
10.500 rumah,
536 fasilitas umum,
25 fasilitas kesehatan,
326 fasilitas pendidikan,
185 rumah ibadah.
Kerusakan tersebar luas di wilayah pedesaan maupun perkotaan, membuat ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal dan kebutuhan dasar mereka.
Proses Pencarian Masih Berlanjut
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa proses pencarian ratusan korban hilang masih terus dilakukan. Tim SAR gabungan bekerja tanpa henti di tengah medan yang sulit, cuaca yang tidak menentu, dan keterbatasan akses menuju lokasi terdampak.
Upaya pencarian diperkirakan akan berlangsung lebih lama mengingat luasnya area bencana serta banyaknya wilayah yang masih tertutup lumpur dan reruntuhan.
Kondisi di Lapangan Masih Memprihatinkan
Banyak warga yang kini tinggal di titik-titik pengungsian dengan kondisi darurat. Kekurangan air bersih, pangan, serta layanan kesehatan menjadi tantangan utama bagi para pengungsi. Fasilitas kesehatan pun masih kewalahan menangani ribuan korban luka yang datang secara bertahap sejak awal bencana terjadi.
Dengan besarnya skala kerusakan dan jumlah korban, pemerintah dan relawan di berbagai daerah mengajak masyarakat untuk meningkatkan solidaritas dan bantuan kemanusiaan, baik berupa kebutuhan pokok, logistik, maupun dukungan tenaga.