Umum

Waham vs. Bipolar: Apa Bedanya?

Riska
25 Agustus 2025
1 menit membaca
Waham vs. Bipolar: Apa Bedanya?
Bagikan:

Dalam kehidupan sehari-hari, meski mirip, istilah waham dan bipolar merujuk pada kondisi yang sangat berbeda secara klinis. Artikel ini menjelaskan perbedaan antara keduanya berdasarkan penelitian dan jurnal ilmiah terkini—dengan bahasa yang ringan, manusiawi, dan mudah dipahami.


1. Apa Itu Waham? (Delusi)

Waham, dalam istilah psikiatri, adalah keyakinan yang salah dan tetap dipertahankan meskipun sudah jelas bertentangan dengan kenyataan. Misalnya, merasa diawasi agen rahasia, memiliki kekuatan luar biasa, padahal itu tidak nyata

Dilihat dari otak, pasien dengan waham (delusional bipolar) menunjukkan penurunan volume materi abu-abu di wilayah prefrontal dorsolateral dan insula—menunjukkan gangguan dalam pengendalian berpikir maupun penilaian kenyataan

Model dua faktor delusi menjelaskan: (1) stimulus dianggap terlalu berarti, (2) dibenarkan oleh model internal yang keliru, (3) tidak dikoreksi karena sistem kognitif lemah .

2. Apa Itu Bipolar?

Bipolar adalah gangguan suasana hati di mana seseorang mengalami perubahan ekstrem antara mania (atau hipomania) dan depresi .Kondisi ini bisa berlangsung seumur hidup, dengan periode remisi parsial dan kambuh. Risiko kematian dini dan gangguan kesehatan fisik lebih tinggi dibanding populasi umum Tidak jarang, penderita bipolar juga mengalami gangguan kognitif dan penurunan fungsi sosial meski gejala mood sudah membaik


3. Kapan Waham dan Bipolar Bisa Bertemu?

Salah satu irisan utama antara kedua kondisi ini terjadi saat bipolar disertai fitur psikotik, yaitu delusi atau halusinasi.

Delusi muncul pada sekitar setengah penderita bipolar setidaknya sekali dalam hidup .

  • Secara statistik:

    • Sekitar 55%–58% pasien bipolar tipe I (inap) memiliki gejala psikotik saat ini .

    • Psikis delusional (delusi) terjadi antara 44%–87% dalam episode mania atau campuran

    • Delusi bisa sesuai mood (mood-congruent) seperti waham kebesaran saat mania atau tidak sesuai (mood-incongruent) seperti paranoid saat depresi

4. Jenis Waham Umum dalam Bipolar

Penelitian menemukan jenis delusi yang sering muncul saat bipolar:

  • Waham keagungan: merasa paling kuat, kaya, atau terkenal . Prevalensi bisa mencapai 45%–78% .

  • Waham paranoid atau referensial: merasa diikuti atau “semua hal diarahkan padanya”

  • Jenis lain: somatik, erotomania, delusi cemburu dan Cotard juga bisa terjadi

5. Perbandingan Cepat

Aspek

Waham (Delusi)

Bipolar Disorder

Definisi

Keyakinan salah yang tahan banting terhadap bukti

Gangguan mood dengan fase mania dan depresi

Basis Neuro

Volume grey matter rendah di prefrontal & insula

Fungsional dan struktural otak terpengaruh akut/rekurens

Gejala Utama

Keyakinan irasional tetap meski disanggah

Perubahan mood ekstrem, bisa disertai psikotik

Delusi dalam BD

Sering muncul: waham keagungan/paranoid dll

Proporsi Psikosis

±50% hidupnya mengalami psikosis


6. Human Touch: Kenapa Penting Dipahami?

Mengapa mempelajari perbedaan ini penting?

  • Agar tidak keliru menilai—misalnya mengira bipolar selalu identik dengan waham, padahal tidak semua penderita bipolar mengalami waham.

  • Dukungan yang tepat bisa diberikan jika kita tahu sedang menghadapi waham atau gangguan mood.

  • Intervensi dini terbukti lebih efektif—termasuk penggunaan antipsikotik, stabilisator mood, dan terapi psikososial seperti CBT atau terapi ritme sosial (IPSRT) .

7. Cara Mendampingi Orang dengan Waham atau Bipolar

Menghadapi orang dengan kondisi kesehatan mental bukan hal yang mudah. Berikut beberapa tips praktis yang direkomendasikan oleh para ahli:

  1. Jangan langsung membantah waham – Membantah keyakinan salah hanya akan membuat orang semakin defensif. Dengarkan dulu dengan tenang.

  2. Fokus pada perasaan, bukan isi wahamnya – Misalnya, daripada berkata “itu nggak benar”, lebih baik katakan “aku bisa paham kalau kamu merasa takut”.

  3. Dukung rutinitas sehat – Penderita bipolar sangat terbantu dengan jadwal tidur teratur, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres.

  4. Dorong mencari bantuan profesional – Konsultasi ke psikiater atau psikolog bisa membantu menemukan terapi yang sesuai.

  5. Jaga dirimu juga – Mendampingi orang dengan gangguan mental bisa melelahkan. Jangan ragu mencari komunitas support atau konseling untuk dirimu sendiri.

8. Kesimpulan

  • Waham adalah delusi—keyakinan irasional yang tahan banting terhadap bukti nyata.

  • Bipolar adalah gangguan mood—gejalanya bisa termasuk waham jika psikotik muncul.

  • Banyak penderita bipolar tidak mengalami waham; namun pada yang mengalami, delusi bisa sangat bervariasi dan intens.

  • Pemahaman ini penting untuk diagnosis, dukungan, dan pengobatan yang lebih tepat.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.