Kenaikan harga komponen komputer, khususnya Random Access Memory (RAM), dalam beberapa waktu terakhir dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi penipuan. Kondisi pasar yang tidak stabil, keterbatasan stok, serta tingginya permintaan membuat banyak konsumen tergiur dengan penawaran harga miring yang beredar di berbagai platform digital. Di tengah situasi inilah para scammer mulai aktif mencari korban, terutama pengguna awam yang ingin meng-upgrade perangkat dengan biaya lebih hemat.
Modus penipuan penjualan RAM kini semakin beragam dan terlihat meyakinkan. Pelaku biasanya menawarkan RAM bermerek dengan spesifikasi tinggi, seperti kapasitas besar dan kecepatan tinggi, namun dijual dengan harga jauh di bawah pasaran. Penawaran ini sering muncul di media sosial, marketplace, hingga forum jual beli, lengkap dengan foto produk yang tampak asli serta testimoni palsu. Beberapa penipu bahkan mengaku sebagai distributor resmi atau toko yang sedang mengadakan “clearance sale” untuk mengelabui calon pembeli.
Tidak sedikit korban yang baru menyadari telah tertipu setelah barang yang diterima tidak sesuai dengan deskripsi, rusak, atau bahkan tidak pernah dikirim sama sekali. Dalam kasus tertentu, RAM yang dikirim merupakan produk palsu, bekas, atau telah dimodifikasi agar terbaca sebagai kapasitas tinggi, padahal performanya jauh di bawah standar. Kerugian yang dialami korban tidak hanya berupa uang, tetapi juga risiko kerusakan pada perangkat komputer akibat penggunaan komponen tidak asli.
Para ahli keamanan digital mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi, terutama saat membeli komponen komputer dengan harga yang tidak masuk akal. Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa reputasi penjual, membaca ulasan secara teliti, serta menghindari transaksi di luar sistem resmi marketplace. Selain itu, penggunaan metode pembayaran yang memiliki perlindungan konsumen menjadi langkah penting untuk meminimalkan risiko penipuan.
Kenaikan harga RAM memang menjadi tantangan bagi banyak pengguna, namun kehati-hatian tetap harus diutamakan. Penawaran murah yang terlalu indah untuk dipercaya sering kali menjadi pintu masuk penipuan. Dengan meningkatkan literasi digital dan bersikap kritis sebelum membeli, masyarakat dapat melindungi diri dari jebakan scammer yang memanfaatkan situasi pasar demi keuntungan pribadi.