Insiden kebakaran yang diduga terjadi di Gedung Terra Drone kembali mengingatkan publik pada satu hal penting: risiko besar dari baterai, terutama baterai lithium-ion, jika tidak ditangani dengan benar. Meski masih dalam proses investigasi, dugaan awal menyebutkan bahwa baterai menjadi salah satu sumber pemicu kebakaran akibat ledakan atau panas berlebih.
Baca Juga: Bocah Asal Papua Bongkar Celengannya untuk Donasi Korban Bencana Sumatra
Lalu, kenapa baterai bisa meledak dan menyebabkan kebakaran besar? Artikel ini membahas penyebab teknisnya, faktor risiko, serta pelajaran penting yang bisa diambil dari kejadian tersebut.
Mengapa Baterai Bisa Meledak?
Baterai modern—khususnya lithium-ion—sebenarnya dirancang aman. Namun, dalam kondisi tertentu, baterai dapat mengalami thermal runaway, yaitu reaksi berantai yang menyebabkan suhu meningkat tajam hingga memicu ledakan atau kebakaran.
Beberapa penyebab utamanya antara lain:
1. Overcharging (Pengisian Daya Berlebihan)
Pengisian baterai melebihi kapasitas aman dapat menyebabkan:
Peningkatan suhu internal
Kerusakan separator di dalam baterai
Korsleting internal
Jika sistem pengaman gagal bekerja, panas akan terus meningkat hingga baterai mengembang, meledak, atau terbakar.
2. Kerusakan Fisik pada Baterai
Benturan, tekanan berlebih, atau jatuh dapat merusak struktur internal baterai, meskipun dari luar terlihat normal. Kerusakan ini bisa menyebabkan:
Hubungan pendek antar sel
Percikan internal
Pelepasan panas ekstrem secara tiba-tiba
Pada lingkungan kerja dengan aktivitas tinggi, risiko ini sering kali tidak disadari.
3. Kualitas Baterai atau Komponen yang Rendah
Baterai dengan kualitas buruk atau tidak bersertifikasi memiliki perlindungan yang minim. Masalah umum meliputi:
BMS (Battery Management System) tidak optimal
Material mudah bereaksi
Tidak tahan suhu tinggi
Penggunaan baterai non-standar pada perangkat profesional berpotensi memicu insiden serius.
4. Suhu Lingkungan Terlalu Tinggi
Baterai sangat sensitif terhadap panas. Paparan suhu tinggi akibat:
Ruangan tertutup tanpa ventilasi
Paparan sinar matahari langsung
Penempatan dekat perangkat panas lain
dapat mempercepat reaksi kimia di dalam baterai dan memicu thermal runaway.
5. Hubungan Pendek (Short Circuit)
Korsleting dapat terjadi karena:
Kesalahan instalasi
Kabel rusak
Kelembapan tinggi
Debu atau material konduktif masuk ke sistem baterai
Arus listrik berlebih akibat short circuit bisa memicu panas ekstrem dalam waktu singkat.
6. Baterai Disimpan Terlalu Lama atau Tidak Digunakan
Baterai yang disimpan dalam kondisi penuh (100%) atau kosong total dalam waktu lama lebih rentan rusak secara kimia. Jika kemudian digunakan kembali, baterai bisa:
Tidak stabil
Mudah panas
Berisiko meledak saat pengisian pertama
Pelajaran Penting dari Dugaan Kebakaran Gedung Terra Drone
Terlepas dari hasil investigasi resmi, kejadian ini menjadi peringatan bahwa manajemen baterai tidak boleh dianggap sepele, terutama di gedung perkantoran, fasilitas teknologi, dan lingkungan industri.
Beberapa pelajaran penting:
✅ Gunakan hanya baterai bersertifikasi dan asli
✅ Pastikan sistem pengisian memiliki proteksi otomatis
✅ Sediakan ventilasi dan sistem pemantauan suhu
✅ Terapkan prosedur penyimpanan dan inspeksi rutin
✅ Sertakan aspek risiko baterai dalam manajemen K3
Baterai adalah tulang punggung teknologi modern, tetapi juga menyimpan risiko tinggi jika tidak dikelola dengan benar. Dugaan kebakaran di Gedung Terra Drone menjadi pengingat bahwa teknologi canggih tetap membutuhkan disiplin keselamatan dasar.
Ke depan, kesadaran terhadap potensi bahaya baterai harus menjadi bagian dari budaya keselamatan, bukan sekadar reaksi setelah insiden terjadi.