Kontroversi muncul setelah Verstappen dinilai memperoleh keuntungan dengan keluar lintasan, hingga steward memutuskan untuk memberikan penalti lima detik kepadanya. Meski sempat menyampaikan ketidakpuasan, Red Bull akhirnya memilih untuk tidak mengajukan protes resmi terhadap keputusan tersebut.
Keputusan ini tentu saja mengundang banyak spekulasi: apakah ini bagian dari strategi jangka panjang Red Bull, atau karena menyadari bahwa peluang membatalkan penalti tersebut nyaris mustahil? Berikut ulasan lengkapnya.

Pada lap awal GP Arab Saudi 2025, Max Verstappen yang start dari posisi kedua langsung melesat untuk menyalip Oscar Piastri di tikungan pertama. Dalam upaya itu, Verstappen sempat melebar dan keluar lintasan, lalu kembali ke trek tanpa kehilangan posisi. Steward balapan lantas menilai bahwa Verstappen memperoleh keuntungan yang tidak sah dengan memotong jalur, dan seharusnya mengembalikan posisinya kepada Piastri.
Namun, Verstappen berpendapat bahwa saat insiden terjadi, dirinya sudah memimpin saat masuk tikungan, dan melebar karena faktor manuver balapan, bukan kesengajaan untuk keuntungan. Red Bull melalui Christian Horner pun sempat mengumpulkan bukti berupa foto dan telemetri data untuk mendukung posisi Verstappen.
Christian Horner dalam konferensi pers usai balapan menyatakan ketidakpuasan atas keputusan steward. Ia bahkan menunjukkan foto kepada media untuk membuktikan bahwa Verstappen sudah berada di depan Piastri saat insiden terjadi.
“Kami rasa keputusan itu cukup keras. Jika dilihat dari angle tertentu, Max sudah jelas memimpin. Tapi steward punya keputusan akhir dan meski kami punya bahan banding, kemungkinannya kecil untuk diterima,” ujar Horner.
Akhirnya, Red Bull memutuskan untuk tidak mengajukan protes resmi ke FIA. Horner menegaskan bahwa pihaknya lebih memilih fokus ke balapan berikutnya daripada terjebak dalam drama hukum balapan yang bisa menyita waktu dan energi.

Max Verstappen sendiri tidak banyak berkomentar soal penalti yang diterimanya. Dalam wawancara pasca balapan, ia memilih meredam emosinya.
“Saya lebih baik tidak terlalu banyak bicara karena bisa membawa masalah. Situasinya cukup jelas buat saya, tapi yang terpenting adalah performa mobil kami kuat dan kami masih bisa bersaing musim ini,” ungkap Verstappen.
Meski demikian, aura kekecewaan tetap terpancar dari juara dunia tiga kali itu. Verstappen finis di posisi kedua, dan kehilangan potensi kemenangan yang bisa mendekatkannya dengan Piastri di klasemen sementara.
Penalti lima detik tersebut membuat Verstappen harus puas finis di belakang Piastri. Hasil ini membuat Oscar Piastri kokoh di puncak klasemen pembalap dengan 99 poin, diikuti Lando Norris di posisi kedua dengan 97 poin, dan Verstappen di urutan ketiga dengan 87 poin.
Bagi Red Bull, kehilangan kemenangan di Jeddah menjadi pukulan, terutama mengingat ketatnya persaingan di musim 2025 ini, di mana McLaren tampil sangat kompetitif, dan Ferrari pun mulai kembali ke performa papan atas.
Gunakan AI Chatbot dari Bablast.id yang siap balas chat WA 24 Jam Penuh cuma 25 Ribu. BELI DISINI
Keputusan Red Bull untuk tidak mengajukan banding kemungkinan besar didasarkan pada dua hal. Pertama, peluang membatalkan penalti lima detik di tingkat banding FIA dikenal sangat kecil, kecuali ada bukti baru yang sangat kuat dan belum tersedia saat keputusan diambil. Kedua, dengan kalender F1 yang sangat padat, terlibat dalam proses banding bisa mengganggu persiapan tim menjelang GP Australia yang hanya berselang dua pekan.
Selain itu, Horner dan tim tampaknya memilih untuk menyalurkan energi ke pengembangan mobil dan strategi balapan, ketimbang berurusan dengan masalah regulasi yang rumit.
GP Arab Saudi 2025 menjadi pengingat betapa ketatnya musim ini berjalan. Keputusan Red Bull untuk tidak memprotes penalti Verstappen adalah langkah realistis meskipun sedikit mengecewakan bagi para penggemar. Dengan klasemen yang masih terbuka lebar, balapan-balapan berikutnya dipastikan akan semakin panas, terlebih hubungan Verstappen, Piastri, dan Norris kini makin intens.
Musim 2025 bisa jadi salah satu musim F1 paling kompetitif dalam beberapa tahun terakhir, dengan Red Bull, McLaren, dan Ferrari saling salip dalam perebutan gelar juara dunia.