Trending

Sikap Indonesia Dalam Menjaga Netralitas di Tengah Tekanan Tarif Trump dan China

Insan Bablast
28 April 2025
1 menit membaca
Sikap Indonesia Dalam Menjaga Netralitas di Tengah Tekanan Tarif Trump dan China
Bagikan:

Sikap Indonesia Dalam Menjaga Netralitas di Tengah Tekanan Tarif Trump dan China

Di tengah perang dagang Amerika Serikat dan China yang memanas, Indonesia memilih untuk menjaga netralitas dan tetap fokus pada kepentingan nasional.
Pendekatan moderat ini menegaskan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, sekaligus mempertahankan hubungan baik dengan kedua negara adidaya tersebut.

Sikap Indonesia terhadap Tarif Trump

Ketika Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump memberlakukan berbagai tarif baru terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, pemerintah Indonesia tidak mengambil langkah pembalasan.
Menteri Perdagangan saat itu, Enggartiasto Lukita, menegaskan bahwa Indonesia lebih memilih membuka jalur dialog dan negosiasi untuk mempertahankan akses pasar.

"Kita tetap utamakan diplomasi ekonomi untuk melindungi ekspor kita," (Sumber: Kompas, 2018).

Dalam upaya merespons tekanan dari AS, Indonesia juga memperkuat kerja sama bilateral melalui skema Generalized System of Preferences (GSP) agar produk ekspor Indonesia tetap kompetitif di pasar Amerika.

Baca juga : Kebijakan Donald Trump terhadap QRIS Indonesia: Ancaman atau Peluang?

Hubungan dengan China: Selektif dan Terukur

Di sisi lain, hubungan dagang dengan China tetap dijaga. Indonesia mempererat kerja sama dalam bentuk proyek investasi seperti Belt and Road Initiative (BRI), namun tetap menyaring proyek-proyek yang sesuai dengan kepentingan nasional.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa meski menerima investasi China, Indonesia tetap berdaulat dan tidak akan terjebak dalam ketergantungan ekonomi.

"Kita selektif dalam menerima investasi. Kepentingan nasional tetap menjadi prioritas," (Sumber: CNN Indonesia, 2019).

Selain itu, dalam isu Laut China Selatan, Indonesia konsisten mempertahankan kedaulatan di perairan Natuna, memperlihatkan bahwa kerja sama ekonomi tidak mengorbankan prinsip politik luar negeri.

Baca juga : Kerugian Investasi Telkomsel di Saham GoTo Tahun 2025

Strategi Netralitas: Fokus pada Diversifikasi dan Diplomasi Ekonomi

Untuk mengurangi risiko ketergantungan pada salah satu pihak, Indonesia menjalankan beberapa strategi kunci:

  • Diversifikasi pasar ekspor: membuka lebih banyak pasar di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

  • Penguatan kerja sama kawasan: aktif dalam ASEAN dan mendukung perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

  • Diplomasi ekonomi: memperkuat hubungan dagang dengan Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Kementerian Luar Negeri RI melalui diplomasi ekonomi menekankan pentingnya kerja sama yang adil dan setara.

"Indonesia berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan nasional melalui jalur-jalur multilateral," (Sumber: Kemlu RI, 2020).

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.