Nabi Muhammad SAW Itu Tokoh Nyata, Bukan Mitos: Konsensus Sejarawan dan Bukti Sezaman
Apakah Nabi Muhammad benar-benar tokoh sejarah atau hanya legenda?
Pertanyaan ini terkadang masih muncul dari kalangan awam yang terpapar narasi skeptis. Namun di dunia akademik profesional, para sejarawan—baik Muslim maupun non-Muslim—sepakat bulat: Muhammad adalah tokoh sejarah nyata, bukan fiktif atau mitos yang dikonstruksi belakangan.
Kesepakatan ini bukan sekadar klaim dari dalam literatur Islam seperti sirah dan hadits, melainkan juga diakui oleh dokumen-dokumen non-Muslim sezaman, bahkan dari pihak-pihak yang tidak bersimpati terhadap dakwah Islam. Fakta ini sangat penting, karena dalam sejarah, pengakuan dari lawan adalah bukti paling kuat akan eksistensi tokoh tertentu.

Bukti Tertulis Non-Muslim Sezaman dengan Nabi Muhammad
1. Doctrina Jacobi (Tahun 635 M)
Merupakan dokumen Kristen Bizantium, ditulis hanya 3 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Dalam teks ini disebutkan:
“Maka muncullah seorang yang disebut nabi bersama orang-orang Saracen dan berkata: ‘Dengan kebenaran aku diutus oleh Allah.’”
Kata kunci:
“tis legomenos prophētēs” = "seseorang yang disebut nabi"
“meta tōn Sarakēnōn” = "bersama orang-orang Saracen (Arab)"
Penulis Kristen Bizantium ini jelas menolak ajaran Muhammad, namun mengakui keberadaannya secara historis—bahwa seorang pemimpin religius Arab muncul dan mengklaim diutus oleh Tuhan.
Baca juga : Asal Usul Kopi: Dari Legenda Kaldi Hingga Menyebar ke Nusantara dan Dunia
2. Chronicle of Sebeos (ca. 660–670 M)
Ditulis oleh Uskup Armenia dan bukan seorang Muslim. Dalam kronik ini tercatat:
“Pada masa itu, seorang dari keturunan Ismail yang bernama Muhammad, seorang pedagang, muncul sebagai pengkhotbah dengan seolah-olah perintah dari Tuhan...”
Menariknya, Muhammad disebut langsung dengan namanya, dijelaskan latar belakangnya sebagai pedagang dan pemimpin spiritual. Ini adalah bukti independen yang sangat kuat.
Baca juga : Uni Emirat Arab Legalkan Kasino: Langkah Berani Demi Ekonomi dan Pariwisata
3. Syriac Chronicle of Thomas the Presbyter (sekitar 640 M)
Laporan ini menyebut:
“Terjadi pertempuran antara Romawi dan orang Arab pengikut Muhammad di Palestina, dua belas mil sebelah timur Gaza.”
Frasa “Arab of Muhammad” menunjukkan bahwa nama Muhammad sudah diidentifikasi sebagai pemimpin militer-religius dari komunitas Arab pada masa itu.
Baca juga : Perjuangan Dr. B. R. Ambedkar dalam Melawan Sistem Kasta di India
Apa Kata Sejarawan Modern?
Para ahli sejarah modern dengan latar belakang berbeda tetap satu suara soal eksistensi historis Muhammad. Di antaranya:
Fred Donner (University of Chicago): Mengakui bahwa Muhammad adalah figur sentral gerakan monoteistik awal di Arab.
Robert Hoyland (penulis Seeing Islam As Others Saw It): Mengkaji ratusan sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi eksistensi Muhammad.
Patricia Crone dan Michael Cook (meski kritis terhadap Islam awal): Tetap menerima eksistensi Muhammad sebagai fakta sejarah.
Montgomery Watt: Salah satu sejarawan non-Muslim paling produktif menulis biografi Muhammad.
Tom Holland: Meski kontroversial dalam interpretasi, ia tetap menyatakan bahwa Muhammad benar-benar hidup pada abad ke-7.
Kesimpulannya, perdebatan akademik hari ini bukan soal apakah Muhammad ada atau tidak, tetapi soal interpretasi terhadap kehidupannya dan pesan yang ia bawa.
Baca juga : Vladimir Demikhov: Ilmuwan Gila atau Pelopor Transplantasi Modern?
Apakah Al-Qur’an Baru Muncul Ratusan Tahun Kemudian? Tidak!
Tuduhan ini seringkali tidak berdasar. Bukti manuskrip menunjukkan bahwa Al-Qur’an sudah ada sejak masa Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya.
1. Manuskrip Birmingham
Hasil uji karbon: Tanggal antara 568–645 M (95% akurat).
Artinya: Tulisannya sezaman dengan Nabi Muhammad (wafat 632 M).
Ditulis pada kulit hewan (parchment), ini adalah salah satu manuskrip tertua yang dikenal.
2. Mushaf Topkapi (Istanbul)
Dikenal sebagai bagian dari Mushaf Utsmani yang disusun dan disalin pada masa Khalifah Utsman bin Affan (644–656 M).
Sampai hari ini masih dapat dilihat dan diteliti langsung.
Fakta ini menegaskan bahwa Al-Qur’an tidak ditulis ratusan tahun kemudian, melainkan sudah dibukukan hanya belasan tahun setelah Nabi wafat.
Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Sistem Kasta di India: Hierarki Sosial dan Diskriminasi Yang Terjadi Hingga Sekarang
Kesimpulan: Muhammad Itu Nyata, Bukan Mitos
Muhammad adalah tokoh sejarah nyata, terbukti oleh dokumen Islam dan non-Islam.
Eksistensinya diakui lawan, bahkan yang secara teologis menolaknya tetap mengakui kiprahnya.
Al-Qur’an sudah ada sejak masa awal Islam, bukan ditulis ulang berabad-abad kemudian.
Nasab Muhammad sebagai keturunan Ismail juga diakui dalam banyak catatan.