Kesehatan

Makan Pedas Bikin Sistem Pencernaan Lebih Awet Muda? Ini Fakta Ilmiahnya

Insan Bablast
1 Juli 2025
1 menit membaca
Makan Pedas Bikin Sistem Pencernaan Lebih Awet Muda? Ini Fakta Ilmiahnya
Bagikan:

Makan Pedas Bikin Sistem Pencernaan Lebih Awet Muda? Ini Fakta Ilmiahnya

Makanan pedas sering dianggap sebagai penyebab sakit perut, maag, bahkan diare. Tapi di sisi lain, banyak pecinta pedas yang justru merasa tubuhnya lebih β€œringan”, pencernaan lancar, dan jarang sakit. Pertanyaannya: apakah benar makan pedas bisa membuat sistem pencernaan lebih awet muda?

Berikut ulasan lengkap berbasis penelitian ilmiah dan data klinis yang bisa jadi pertimbangan Anda.


πŸ”¬ Apa yang Membuat Makanan Pedas Istimewa?

Rasa pedas pada cabai berasal dari senyawa aktif bernama capsaicin. Senyawa ini menstimulasi reseptor TRPV1 (Transient Receptor Potential Vanilloid 1) di seluruh saluran pencernaan dan tubuh, sehingga menghasilkan sensasi panas dan nyeri. Namun efek capsaicin ternyata bukan hanya soal rasa, tapi juga berdampak ke:

  • Peradangan usus

  • Komposisi mikrobiota (bakteri baik)

  • Produksi lendir lambung

  • Motilitas saluran cerna

  • Produksi short-chain fatty acids (SCFA) seperti butirat

Baca juga : Tragedi Pendaki Asal Brasil di Gunung Rinjani: Pemerintah Evaluasi Total SOP Pendakian Demi Keselamatan Wisatawan


πŸ“Š Riset Populasi: Konsumsi Makanan Pedas dan Umur Panjang

Salah satu studi terbesar terkait konsumsi makanan pedas dilakukan di China oleh tim dari Chinese Academy of Medical Sciences dan Harvard School of Public Health.

πŸ”Ή Detail Studi:

  • Populasi: 487.375 orang dewasa usia 30-79 tahun

  • Durasi: 7,2 tahun

  • Sumber: The BMJ (British Medical Journal), 2015

πŸ”Ή Hasil Utama:

  • Orang yang makan makanan pedas 3–7 kali per minggu memiliki risiko kematian total 14% lebih rendah dibanding mereka yang makan pedas <1 kali per minggu.

  • Konsumsi pedas juga dikaitkan dengan penurunan risiko kematian akibat kanker, penyakit jantung, dan pernapasan.

Catatan: Studi ini bersifat observasional, sehingga belum membuktikan hubungan sebab-akibat langsung, tetapi korelasinya signifikan.


🦠 Capsaicin dan Kesehatan Usus: Bukti dari Studi Mikroba

1. Pengaruh Terhadap Mikrobiota Usus

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Metabolites (2024) dan Molecules (2020) menunjukkan bahwa:

  • Capsaicin meningkatkan bakteri baik seperti Akkermansia muciniphila, Faecalibacterium prausnitzii, dan Roseburia spp., yang berperan dalam:

    • Produksi SCFA (short-chain fatty acids)

    • Menjaga integritas mukosa usus

    • Mengurangi peradangan kronis

Sumber:

  • Zhao et al., Metabolites 2024, 14(6), 372.

  • Yao et al., Molecules 2020, 25(13), 3087

2. Penelitian pada Manusia: Capsaicin dan Probiotik

  • Sebuah uji coba terkontrol acak (RCT) oleh Ivanov et al. (2022) menunjukkan bahwa konsumsi 1,8 gram bubuk cabai merah selama 5 hari:

    • Meningkatkan jumlah bakteri Bifidobacterium

    • Tidak meningkatkan penanda inflamasi usus (calprotectin dan lipocalin-2)

Sumber:
Ivanov et al., Clinical Nutrition, 2022

Baca juga : Fakta Skizofrenia di Indonesia: Banyak yang Masih Mengira Ini Gangguan Mistis


πŸ”„ Mekanisme Biologis yang Mendukung Sistem Pencernaan Sehat

Efek

Penjelasan

Anti-inflamasi

Capsaicin mengurangi produksi sitokin inflamasi di dinding usus

Antioksidan

Mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas

Produksi lendir

Merangsang produksi mukus pelindung lambung dan usus

Motilitas usus

Meningkatkan gerakan usus, mencegah sembelit

Modulasi mikrobiota

Meningkatkan keberagaman dan dominasi bakteri probiotik

Produksi SCFA

SCFA seperti butirat bersifat anti-inflamasi dan memperkuat epitel usus


⚠️ Risiko Jika Dikonsumsi Berlebihan

Meskipun punya banyak manfaat, konsumsi cabai secara berlebihan juga bisa menyebabkan gangguan pada orang-orang tertentu:

  • Maag atau gastritis: jika dikonsumsi dalam jumlah besar pada lambung kosong

  • Iritasi usus: terutama bagi penderita IBS (Irritable Bowel Syndrome) atau GERD

  • Efek membakar: capsaicin dosis tinggi seperti dalam cabai Carolina Reaper bisa menyebabkan nyeri akut di lambung

Baca juga : Peningkatan Efektivitas Belajar Siswa dengan AI Chatbot WhatsApp dalam Dunia Pendidikan Indonesia


βœ… Kesimpulan

Berdasarkan bukti ilmiah dan riset populasi berskala besar:

Konsumsi makanan pedas dalam jumlah sedang dan teratur terbukti berdampak positif terhadap kesehatan sistem pencernaan.
Hal ini terjadi melalui perbaikan mikrobiota usus, peningkatan produksi lendir pelindung lambung, peningkatan motilitas, dan penurunan peradangan.

Meskipun belum ada istilah resmi seperti "usus awet muda", namun capsaicin berkontribusi terhadap fungsi pencernaan yang optimal dan sehat dalam jangka panjang β€” asalkan dikonsumsi secara bijak dan sesuai toleransi tubuh masing-masing.

Baca juga : Cara Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Bisnis Travel Menggunakan WhatsApp Blasting


πŸ“š Referensi Lengkap

  1. Zheng W, Hu FB, et al. Consumption of spicy foods and total and cause specific mortality: population based cohort study. BMJ 2015;351:h3942.

  2. Zhao W, et al. Capsaicin reshapes gut microbiota and metabolism in diet-induced obese mice. Metabolites, 2024.

  3. Ivanov R, et al. Capsaicin consumption modulates the gut microbiota in humans: a randomized trial. Clinical Nutrition, 2022.

  4. Yao Y, et al. Anti-inflammatory effect of capsaicin in human studies and animal models. Molecules, 2020.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.